Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Shaolin

Bisnis Mainan Edukatif Berkembang Pesat

Recommended Posts

KOMPAS.com - Melalui berbagai sumber, diketahui bahwa bisnis mainan edukatif mengalami perkembangan pesat dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya mainan hanya dianggap sebagai pengisi waktu luang si anak. Tetapi ternyata penelitian membuktikan bahwa apabila didesain dengan baik, mainan bisa mengajarkan anak-anak tentang banyak hal dan melatih organ-organ tubuh mereka.

 

Berbekal pengetahuan tersebut dan sekaligus kepedulian kita terhadap mainan berkualitas, kita juga bisa memulai bisnis mainan edukatif. Tidak begitu sulit, kok, mengembangkannya. Keuntungannya juga lumayan.

 

Walaupun namanya "hanya" mainan, ternyata bisnis mainan ini memiliki prospek yang sangat cerah, demikian diungkapkan konsultan keuangan Pietra Sarosa dari Sarosa Consulting Group. Ia mengatakan ada tiga alasan mengapa bidang ini pantas dikembangkan menjadi sebuah usaha.

 

* Akan selalu ada orang yang memiliki anak. Jika saat ini masih berpacaran, pasangan-pasangan kekasih suatu saat akan menikah dan membangun keluarga. Merekalah yang akan menjadi calon pelanggan usaha kita.

 

* Yang bersifat emosional lebih mudah dijual. Pietra mengatakan, apapun yang berhubungan dengan anak memiliki sifat emosional. "Akibatnya, jika si anak sudah menyukai suatu mainan, orang tua jarang sekali melakukan tawar-menawar. Barang itu akan langsung dibeli dan diberikan kepada anak," ujarnya.

 

* Orang tua sendiri yang ingin membeli. Ketika sedang berjalan-jalan dan melihat mainan, orang tua akan langsung teringat pada anaknya. Muncullah keinginan untuk membawa pulang mainan tersebut dan melihat raut gembira pada wajah anaknya. "Malah orang tua sering otomatis membelikan mainan untuk anaknya tanpa ingat kebutuhan dirinya sendiri," kata Pietra.

 

* Mainan disukai semua orang. Baik tua muda, perempuan maupun laki-laki, kalangan menengah ke atas maupun menengah ke bawah, semua menggemari mainan.

 

Lalu bagaimana jika kita ingin memulai bisnis mainan yang mendidik? Yang seperti apa, sih, yang disebut mainan edukatif itu? Menurut Anna Surti Ariani, psikolog dari Medicare Clinic, selain menghibur, mainan bisa disebut edukatif jika memenuhi kebutuhan anak yang akan dididik. "Melalui mainan itu, kita harus bisa mengajarkan apa yang belum diketahuinya. Kalau anak sudah tahu, fungsi mainan itu jadi berkurang," tutur psikolog yang akrab disapa Nina ini.

 

Kemudian, apakah hanya dengan memiliki beragam warna, sebuah mainan lantas bisa dikatakan mainan edukatif? Ternyata tidak juga. Pietra mengatakan, kalaupun ada yang berwarna-warni, mainan edukatif itu dimaksudkan agar anak bisa belajar mengenal warna. "Belajar mengenal huruf bisa saja dilakukan tanpa huruf yang berwarna, kan. Tapi anak-anak memang tertarik dengan warna-warna. Secara naluriah, mereka penasaran, benda apakah yang warna-warni itu?"' ucapnya.

 

Untuk mengawali bisnis ini, pertama-tama kita harus menentukan target yang dituju. Kepada siapa kita akan menjual mainan-mainan itu?

* Individu. Pelanggan individu adalah orangtua yang membeli mainan untuk anak mereka. Pelanggan individual bisa juga kakek, nenek, paman, bibi atau kerabat lain.

* Sekolah. Sekolah tentu saja membutuhkan mainan edukatif ini untuk tetap bisa mengajarkan hal-hal baru kepada murid dengan cara yang tetap menyenangkan. Salah satu sekolah yang memerlukan mainan edukatif adalah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Tentunya harus ada pembedaan antara mainan edukatif biasa dan mainan yang diperuntukkan bagi siswa-siswa sekolah ini.

* Toko. Toko membeli mainan edukatif untuk dijual lagi kepada pelanggan mereka.

* Tempat penitipan anak. Di sini, anak tidak sekadar menunggu orangtuanya selesai dengan urusan mereka, melainkan juga diajak melakukan berbagai aktivitas seru. Salah satu peralatan esensial di sini adalah mainan edukatif. Sambil mengisi waktu, mereka bisa belajar.

 

Untuk memasarkan mainan edukatif, Pietra menyarankan kita untuk memanfaatkan kenalan-kenalan yang ada. "Kita juga bisa menargetkan komunitas, apalagi komunitas ibu-ibu yang memiliki anak," tutur Pietra.

 

Kita dapat berjualan di dunia maya (online) atau secara langsung. Jadikan pameran sebagai ajang berpromosi. "Datangi juga sekolah-sekolah secara langsung dan tawarkan produk kita kepada para pengurus," ujar Pietra.

 

Sumber: Majalah Sekar

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...