Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Shaolin

Bisnis-Bebitang, Katering Favorit Ibu dan Bayi

Recommended Posts

KOMPAS.com - Semakin hari banyak orangtua semakin sibuk bekerja. Di sisi lain, mereka tetap ingin buah hatinya mendapatkan asupan bergizi setiap hari. Banyak dari mereka akhirnya berlangganan katering sehat untuk bayi dan anak. Nah, peluang ini tentu bisa dimanfaatkan para pengelola bisnis makanan. Bagaimana seluk beluk bisnisnya?

 

Nandra Janniata (28) tak menyangka, usahanya untuk memberikan makanan sehat dan segar bagi anaknya, Kenzie, ternyata justru memberinya berkah tersendiri. Awalnya, lantaran tak ingin memberikan makanan instan, ia membuat sendiri makanan untuk Kenzi yang saat itu sudah mulai makan makanan padat. Apalagi, ia mendengar teman-temannya di kantor mengeluh kesulitan membuat makanan bayi di kala tak ada pembantu di rumah, sementara mereka tak bisa cuti bekerja.

 

“Saya pikir, kenapa enggak bikin katering makanan bayi saja. Lalu saya ajak kakak saya, Neura Azzahra (33) untuk mewujudkannya. Anggap saja sekalian meringankan beban para ibu,” kenang ibu dua anak. Setelah mencari tahu makanan yang tepat untuk bayi, pada September 2010 keduanya memulai katering makanan bayi untuk dua kelompok usia, yaitu 7-12 bulan dan 12 bulan ke atas.

 

Neura yang memang senang memasak dan lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, bertugas membuat makanan bayi. Sementara Nandra yang sebelumnya sudah menjadi moderator di komunitas MPASI Rumahan, bertugas mempromosikan katering mereka yang diberi label Bebitang. Selain lewat media sosial termasuk Twitter, Nandra juga rajin menanyakan kesediaan teman-temannya untuk mencoba makanan kateringnya.

 

Meski pada awal diluncurkan Bebitang hanya punya satu pelanggan, selanjutnya tiap minggu selalu ada pelanggan baru. “Area katering kami batasi, yaitu Bintaro dan BSD, Tangerang. Namun, ternyata peminat dari luar area ini banyak. Dua bulan kemudian akhirnya kami buat produk beku untuk memenuhinya. Peminatnya ternyata banyak banget. Kami jadi makin percaya diri,” ujar Nandra yang berprofesi sebagai desain grafis.

 

Produk makanan beku antara lain sosis, chicken tofu, beef burger, nugget, bitterbalen, dan kroket, yang semuanya dibuat dari daging segar. Ada pula aneka bumbu basah, antara lain bumbu sup, nasi goreng, mi goreng, dan soto, dengan kisaran harga Rp 3.000-5.000 per kemasan. Uniknya, tak hanya bayi yang menyukainya, melainkan juga sang ibu. Tiga hari sebelum pengantaran, produk beku mulai dibuat. Untuk jasa pengantaran di luar Jakarta Selatan dan Tangerang, Neura memanfaatkan jasa kurir.

 

Sementara, katering untuk anak usia 12 bulan ke atas terdiri atas dua lauk, satu sayur, dan satu makanan ringan, misalnya puding, muffin, dan sebagainya. Menu untuk makan siang dan sore ini dibuat pukul 06.00, diantarkan ke rumah pelanggan sekali sehari mulai pukul 09.00. Kualitas makanan sangat diperhatikan Neura dan Nandra. “Tidak ada makanan katering yang distok. Untuk makanan beku saja, kami antarkan dua hari setelah pemesanan karena baru dibuat setelah dipesan,” tutur Nandra.

 

Sebab, imbuhnya, produk Bebitang tidak menggunakan pengawet, bahan kimia, dan tambahan pewarna. Katering untuk usia di bawah 12 bulan sama sekali tidak menggunakan gula dan garam. Lantaran tanpa pengawet, produk beku Bebitang yang terdiri atas 12 jenis makanan ini hanya tahan satu bulan.

 

Dalam dua minggu, Bebitang menjual sekitar 100 bungkus produk beku. Harga menu Bebitang yang paling murah Rp 3.000 untuk bumbu basah, dan paling mahal Rp 37.000 untuk produk beku. “Minimal pemesanan Rp 50.000 di luar ongkos kirim,” timpal Neura, yang pernah mendapat pesanan dari Pekanbaru. Kini, selain membuka toko di komplek Graha Bintaro, Tangerang, Bebitang juga buka cabang di Bandung.

 

“Cita-citanya, sih, pingin punya restoran anak-anak yang sehat. Jadi, meski jalan-jalan ke mal, orangtua tidak perlu pusing atau memasak menu anak lebih dulu di rumah,” ujar Nandra semangat.

 

Ia dan Neura tak lupa selalu minta komentar pelanggan. “Sebab, selera bayi, kan, berbeda-beda. Pertumbuhannya juga belum tentu sama, makanya kami butuh masukan dari pelanggan untuk terus mengembangkan produk.”

 

(Hasuna Daylailatu/Noverita K Waldan)

 

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress Plugin | Android Forum | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...