TUKANG PEMASANGAN WALLPAPER CUSTOM TERBAIK DI BATU

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Dengan ditutupnya Lapangan Tiaka, Sulawesi Tengah selama 11 hari, diperkirakan potensi kerugian produksi minyak  Join Operating Body (JOB) Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi mencapai USD2,88 juta.

 

"Produksi pada waktu kita tutup terakhir kan 1.600 barel per hari (Bph), kemudian dikalikan 11 hari tutupnya, kemudian kalikan dengan berapa harga minyak. Itu bisa dikalikan, dan kira-kira segitu kerugiannya," ungkap General Manager (GM) JOB Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (8/9/2011).

 

Jika menggunakan harga rata-rata Indonesian Crude Palm Oil (ICP), per Agustus, sebesar USD111 per barel, dikalikan dengan jumlah produksi terakhir Tiaka yang sebesar 1.600 Bph, kemudian dikalikan lagi dengan 11 hari, serta tidak beroperasinya kilang tersebut, maka setidaknya sebesar USD2,8 juta kerugian yang diperoleh.

 

Selain itu, Medco juga harus memikirkan kerugian dari segi materiil akibat kerusuhan tersebut. Namun kerugian tersebut masih dalam perhitungan. "Tapi kerugian akibat kerusuhan beberapa waktu lalu pasti di-cost recovery, tentunya ini karena kondisi huru-hara yang menjadi bagian dari Kontrak Kerjasama (KKS)," jelasnya.

 

JOB Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, merupakan Kontrak Kerjasama (KKS) di Blok Tomori, yang berlokasi di antara Kabupaten Banggae dan Morowali.

 

Seperti diketahui, setelah sempat terhenti selama 11 hari akibat demonstrasi warga yang dilanjutkan aksi anarkis di Lapangan Minyak Tiaka, Blok Tomori yang dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco sudah bisa beroperasi kembali pada 2 September lalu. Meskipun begitu, operasionalnya masih dalam penjagaan ketat aparat keamanan. (mrt)

(rhs)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber