Mendag Bidik Ekspor Naik 2 Kali Lipat Berkat Pakta Dagang RI-Rusia Dkk

[mother Pemilik Lapak 0]

KOMPAS.com - Proses belajar anak yang paling ideal adalah lewat sebuah permainan. Bermain memang cara anak, mempelajari segala hal yang sekaligus merupakan kebutuhan akan perkembangan fisik, kecerdasan serta emosinya. Maka, setiap orang tua pasti akan perhatian dengan pemilihan jenis permainan Anak. Permainan yang bisa merangsang kerja otak anak.

 

Kadang demi perkembangan anak orang tua tak pernah sayang merogoh koceknya. Sebisa mungkin memberikan segala yang terbaik. Berapa banyak Anda bersedia mengeluarkan uang buat sebuah mainan dengan nilai edukatif? Semua itu tentu tergantung dari kemampuan masing-masing. Mainan yang sarat edukasi harus mempunyai kriteria merangsang anak buat berpikir, jenis permainan seperti menyusun puzzle dianggap salah satunya. 

 

Nah, berangkat dari kesadaran itu, Direktur PT. Dokter Toy Indonesia, selaku produsen dari Crazy Birds, Eka Putra Paksi Tanuwidjaja, MBA mengatakan, "Awalnya adalah keinginan menciptakan sebuah permainan yang punya nilai edukasi dan murah. Jadi terjangkau oleh semua kalangan. Dengan begitu mainan berkualitas tak hanya milik anak mampu saja."

 

Crazy Bird pun tercipta sejak Mei 2012 dengan harga eceran satu bungkusnya 1000 rupiah. Mainan yang seperti bongkar pasang ini berbentuk karakter kartun lucu. Sebelum memainkannya si anak harus menyusun gambar tersebut hingga menyerupai sebuah karakter.

 

"Anak TK juga bisa memainkannya, ada instruksi mudah menyusunnya. Ini baik dalam melatih motorik halus mereka," lanjut Eka pada acara Pertualangan Crazy Bird ke Sumba, bertempat di Mal Ciputra Jakarta, Kamis (30/8/2012). Permainan tak berhenti sampai di situ. Setelah itu mereka juga dapat memainkan bersama teman-temannya di sebuah papan arena. Nah, aturan permainannya seperti bermain karembol. 

 

"Saat ini anak terlalu sering bermain permainan elektronik. Asyik bermain sendiri menjadi sangat individualistik. Crazy Bird mengembalikan suasana bermain bersama teman yang lain. Mereka jadi berinteraksi dan belajar menerima kekalahan dalam berkompetisi," tukas Eka semangat.

 

Direktur Dokter Toy Indonesia ini pun bercerita betapa senangnya ketika mendapat komentar dari seorang bapak yang mengatakan bahwa ia jadi punya permainan bersama anaknya. "Keluarga jadi bisa bermain bersama."tukasnya.

 

 

Sumber