Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KRISIS TIMTENG: AS & Turki siap terapkan zona larangan terbang untuk Suriah

Recommended Posts

ISTANBUL: AS dan Turki mempertimbangkan semua langkah guna membantu pasukan gerilyawan Suriah yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, termasuk zona larangan terbang, sementara konflik bertambah parah di sana, kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Sabtu (11/8).

 

Hillary memberitahu wartawan setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu negara mereka perlu memasuki perencanaan operasi yang terperinci mengenai cara membantu gerilyawan dan menghentikan kerusuhan.

 

Pasukan Suriah dan Jordania sebelumnya bentrok di sepanjang perbatasan mereka, dalam kejadian yang menyoroti keprihatinan internasional bahwa perang saudara saudara dapat memicu konflik regional yang lebih luas.

 

Bentrokan tersebut juga menegaskan perlunya bagi perencanaan mengenai apa yang dapat dilakukan setelah kejatuhan Bashar.

 

"Dinas intelijen kami, militer kami memiliki tanggung jawab yang sangat penting dan peran untuk dimainkan jadi kami akan membentuk satu kelompok kerja untuk melakukan itu," kata Hillary sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi.

 

Ketika ditanya apakah pembahasan semacam itu meliputi pilihan seperti pemberlakuan zona larangan terbang di wilayah yang diklaim telah dikuasai gerilyawan Suriah, Hillary menyatakan itu adalah pilihan yang mungkin.

 

"Masalah yang anda angkat di dalam pertanyaan anda adalah masalah yang telah saya dan menteri sepakati bahwa itu memerlukan analisis yang lebih luas dan mendalam," kata Hillary. Namun ia menyatakan tak ada keputusan yang diambil dalam waktu dekat.

 

Pemberlakuan zona larangan terbang oleh negara asing sangat penting dalam membantu gerilyawan Libya menggulingkan Muamar Gaddafi tahun lalu.

 

Namun sampai belum lama ini, Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa telah menyampaikan keengganan untuk melakukan peran militer yang berlebihan dalam konflik 17-bulan di Suriah.

 

Gerilyawan diduga memperoleh senjata dari Arab Saudi dan Qatar tapi hanya bantuan tak mematikan dari Amerika Serikat.

 

Menteri Luar Negeri Turki Davutoglu, saat menanggapi pertanyaan serupa mengenai tindakan selanjutnya, mengatakan sudah tiba waktunya bagi negara asing untuk melakukan tindakan menentukan guna menyelesaikan krisis kemanusiaan di berbagai kota besar seperti Aleppo, yang menghadapi pemboman setiap hari dari pemerintah Suriah.

(Antara/faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...