Eks Bos Pornhub Mau Beli Aset Perusahaan Minyak Rusia

[mother Pemilik Lapak 0]

KOMPAS.com - Benarkah anak laki-laki lebih suka bermain di luar rumah sampai lupa waktu ketimbang anak perempuan? Bisa ya, bisa juga tidak. Dalam artian, tidak semua anak laki-laki suka bermain di luar rumah dan tidak semua anak perempuan lebih suka berdiam diri di rumah. Jadi bukan masalah gender, tapi anak laki-laki cenderung lebih suka bermain di luar rumah, karena sejumlah hal.

 

* Mementingkan permainannya. Bagi anak laki-laki ada kecenderungan untuk memilih, yang penting permainanannya bukan dengan siapa ia bermain. Jadi kalau permainan itu terlihat mengasyikkan, apalagi dilakukan ramai-ramai, meskti tidak semua anak yang bermain itu ia kenal baik, ia lebih menyukainya. Sebaliknya, anak perempuan ada kecenderungan memilih dengan siapa ia bermain. bukan apa jenis permainannya. Jadi kalau ia tidak menemukan seseorang yang akrab dengannya di luar sana, anak perempuan lebih memilih bermain sendiri di rumah.

 

* Tidak terpaku aturan keluarga. Meski tidak semua, namun ada kecenderungan keluarga di Indonesia lebih "longgar" memberi izin pada anak laki-laki untuk bermain di luar rumah, ketimbang anak perempuan dengan pertimbangan takut terjadi sesuatu seperti pelecehan, diolok-olok, dogoda dan sebagainya. Secara tidak sadar, orangtua mengatakan, "Kamu anak laki-laki, kok, ngendon di rumah terus? Sana main sama teman-teman!" Pernyataan ini seperti dorongan bagi anak laki-laki untuk bermain di luar.

 

* Tidak mudah tersinggung. Umumnya anak laki-laki lebih menggunakan logika atau nalar ketimbang anak perempuan yang mendahulukan emosi. Akibatnya, kalau sekali anak perempuan kena marah gara-gara main di luar sampai lupa waktu, besok-besok ia akan berpikir dua kali untuk melakukannya lagi. Ini sering terlihat anak perempuan menangis setelah dimarahi orangtuanya. Berbeda dari anak laki-laki yang merasa kalau ia melanggar aturan bermain di luar rumah, paling hanya akan kena omel seperti sebelumnya.

(Tabloid Nakita/Marfuah Panji Astuti)

 

Editor :

 

wawa

 

 

Sumber