13 Jalan Nasional di Aceh Masih Terputus Imbas Banjir dan Longsor

[Lebay Pemilik Lapak 0]

SURABAYA - Upaya Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) untuk menawarkan sahamnya ke luar negeri menuai kritik dari kalangan legislatif.Sebelum melakukan Initial PUblic Offering (IPO), Bank Jatim berencana melakukan roadshow ke beberapa negara di kawasan Asia untuk menawarkan sahamnya. Namun, anggota Komisi C (Bidang Keuangan) DPRD Jatim Ahmad Firdaus Febriyanto menyebut rencana itu berlebihan dan jauh dari konsep awal IPO.

 

"Sebenarnya buat apa menjaring investor sampai ke luar negeri. Saya kira apa yang dilakukan tidak memiliki semangat nasionalisme. Seharusnya diprioritaskan adalah investor dalam negeri khususnya Jawa Timur," kata politisi dari PKNU ini, Rabu (27/6/2012).

 

Menurutnya, sikap manajeman Bank Jatim ini tidak membawa keuntungan bagi rakyat Jawa Timur. Dia mewanti-wanti agar jangan sampai kasus IPO Bank Jabar Banten tidak terulang karena mayoritas saham di bank itu dikuasai oleh orang-orang di luar Jabar dan Banten. Padahal, modal bank tersebut adalah dari rakyat Jabar dan Banten.

 

"Agar tak seperti yang dialami Bank Jabar-Banten, saham yang ditawarkan itu terlebih dahulu ditawarkan kepada masyarakat Jatim dan juga Pemda dan Pemkot yang ada di Provinsi Jatim," sambungnya.

 

Politisi asal Lamongan ini mengungkapkan, ketika ada roadshow di Surabaya beberapa waktu lalu, masyarakat Jawa Timur sangat antusias. Hal itu terlihat dari isian formulir pembelian.

 

"Jika saham yang dijual itu totalnya Rp1,9 triliun, kami kira tak perlu mendatangkan investor dari Jakarta, apalagi investor asing. Cukup tawarkan ke masyarakat Jatim dan Pemda. Kami yakin akan ludes, tahu sendiri, perputaran uang di Bank Jatim ini cukup tinggi," paparnya.

 

Sebagai informasi, total saham Bank Jatim yang direncanakan akan dilepas di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Juli 2012 sebanyak 2,983 miliar lembar saham baru seri B atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

 

Saham Bank Jatim dilepas pada kisaran harga Rp430-Rp670 per lembar saham. Sebelum IPO, pemegang saham seri A telah menyuntikkan modal sebesar Rp700 miliar. Dengan rincian, Rp280 miliar dari Pemprov Jatim selaku pemegang saham mayoritas (65 Persen) dan sisanya dari Pemerintah Kota/Kabupaten se-Jatim (35 persen). (gna) (rhs)

 

 

 

Sumber