Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Jika BBM Naik 33%, PDB Nasional Turun 0,163%

Recommended Posts

zj3Tx7Kglq.jpgIlustrasi. Foto: Corbis

 

 

 

JAKARTA - Kenaikan harga BBM sebesar 33 persen dan TDL 10 persen secara serentak akan menyebabkan PDB riil nasional turun 0,163 persen.Penurunan itu antara lain dipengaruhi oleh penurunan konsumsi rumah tangga 0,160 persen, penurunan investasi 0,160 persen, dan penurunan ekspor 0,221 persen, serta inflasi 0,429 persen.

 

Apabila kenaikan harga BBM 44 persen dan TDL 10 persen terjadi secara bersamaan, maka menurunkan PDB riil nasional 0,184 persen. Penurunan PDB riil dipengaruhi oleh turunnya konsumsi rumah tangga 0,179 persen, penurunan investasi 0,254 persen, dan penurunan ekspor 0,254 persen, serta inflasi 0,504 persen.

 

"Tahun ini pertumbuhan industri didorong konsumsi masyarakat dan investasi. Di 2011 cukup tinggi, termasuk penjualan lahan 1.250 hektare (ha) di Bekasi, Karawang, Tangerang, dan Serang. 2010 530 ha,” jelas Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Dedi Mulyadi, di Jakarta, Rabu (7/3/2012).

 

Dedi menegaskan, kenaikan harga BBM dan TDL tidak akan mempengaruhi target pertumbuhan industri yang terdapat dalam Renstra Kemenperin yang sebesar 6,75 persen.

 

"Kita bisa aman. Penurunan akan diantisipasi dengan adanya tingginya investasi dan perbaikan infrastruktur dengan ditunjang antisipasi yang lebih keras lagi dari Kemenperin yakni program P3DN. Hampir 50 persen sektor industri didorong belanja masyarakat, belanja masyarakat atau income perkapita sekarang USD3.500,” ungkapnya.

 

Adapun untuk menemukan seberapa besar dampak kenaikan harga BBM dan TDL terhadap kinerja industri, pihaknya menggunakan metode computable general equilibrium (CGE). Dia menambahkan, kajian tersebut tidak mencakup masalah psikologis akibat kenaikan harga BBM dan TDL.

 

"Tidak ada alasan dengan kenaikan BBM, maka produsen seenaknya menaikkan harga. Itu contoh psikologis di masyarakat. Itu diluar jangkauan kita. Diserahkan kepada mekanisme pasar. Yang kita takutkan adalah faktor psikologis. Ini suatu karakteristik dengan dapat keuntungan sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya," tandas Dedi. (Sandra Karina/Koran SI/ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...