bot 0 Posted 8 jam yg lalu. Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berhasil ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (12/12/2025). Merujuk data Refinitiv, mata uang Garuda ditutup di level Rp16.635/US$ atau mencatatkan penguatan 0,18% sekaligus menjadi posisi terkuatnya dalam sepekan. Penguatan ini sebenarnya sudah terlihat sejak pembukaan, ketika rupiah dibuka menguat 0,27%. Meski sempat berbalik arah di tengah sesi, rupiah kembali menguat hingga akhir perdagangan. Sepanjang hari, rupiah bergerak dalam rentang Rp16.620 - Rp16.670/US$. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau stabil di level 98,344, setelah pada perdagangan sebelumnya melemah cukup dalam 0,45% hingga menyentuh posisi terendah dalam dua bulan terakhir. Pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini tidak terlepas dari tekanan eksternal, terutama setelah Bank Sentral AS (The Fed) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, yang merupakan pemangkasan ketiga sepanjang 2025. Keputusan tersebut memicu perubahan alokasi portofolio global, di mana pelaku pasar cenderung mengurangi eksposur terhadap aset berdenominasi dolar dan menyesuaikan posisi pada aset berisiko, sehingga memberikan tekanan tambahan pada rupiah. Di sisi lain, dinamika di pasar obligasi AS turut memperburuk sentimen terhadap mata uang Garuda. Imbal hasil (yield) US Treasury kembali menurun setelah The Fed mengumumkan rencana untuk memulai pembelian surat utang jangka pendek mulai 12 Desember senilai US$40 miliar dalam bentuk Treasury bills. Selain itu, The Fed juga akan mengalihkan US$15 miliar dari aset mortgage-backed securities (MBS) yang jatuh tempo untuk kembali diinvestasikan ke T-bills, sehingga total injeksi likuiditas bulan ini mencapai US$55 miliar. Tambahan likuiditas tersebut dianggap mendukung aset berisiko dan mendorong penurunan yield Treasury, namun di sisi lain menekan daya tarik dolar AS sebagai aset safe haven. Kombinasi faktor ini menciptakan tekanan tambahan bagi rupiah di tengah kondisi pasar yang masih sensitif terhadap pergerakan dolar dan suku bunga AS. (evw/evw) [Gambas:Video CNBC][1] References^ [Gambas:Video CNBC] (www.cnbcindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites