Video: Bank Sentral Eropa, Swedia, dan Norwegia Tahan Suku Bunga Acuan

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Direksi PT Bank ICB Bumiputera beralasan kerugian yang dialami perseroan hingga akhir kuartal III/2011 disebabkan karena realokasi aset berisiko kecil sehingga membutuhkan tambahan provisi.

 

Bambang Setiawan, Direktur Kepatuhan ICB Bumiputera, mengklaim perseroan masih mengalami untung pada bisnis inti dalam penyaluran kredit. Selain itu, margin bunga bersih perseroan juga masih positif.

 

"Namun demikian kami sedang melakukan realokasi aset ke risikonya lebih kecil sehingga diperlukan pembentukan tambahan provisi [cadangan penyisihan aktiva produktif]. Selain itu juga karena pembentukan PPAP [pencadangan penyisihan aktiva produktif] dari metode lama ke metode baru," ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

 

ICB Bumiputera mencatatkan rugi bersih Rp27,84 miliar pada akhir triwulan III/2011. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan meraup laba bersih Rp20,9 miliar.

 

Semua kinerja intermediasi perseroan mengalami penurunan dan rasio kredit bermasalah mengalami peningkatan pada akhir September 2011.

 

Penyaluran kredit perseroan anjlok sekitar 14% dari Rp6,05 triliun pada September 2010 menjadi Rp5,2 triliun pada September 2011. Dana pihak ketiga yang dihimpun perseroan berkurang menjadi Rp6,04 triliun dari sebelumnya Rp6,45 triliun.

 

Rasio intermediasi (LDR) juga ikut anjlok menjadi 85,98%, meskipun masih dalam kategori ideal. Kinerja intermediasi yang turun turut mendorong aset perseroan berkurang menjadi Rp7,35 triliun dari sebelumnya Rp7,67 triliun.

 

Penurunan kredit ternyata tidak diikuti oleh rasio kredit bermasalah (NPL). Bahkan NPL perseroan malah meningkat menjadi 6,69% (gross) dan 4,76% (nett). Sebelumnya NPL perseroan sebesar 4,45% (gross) dan 3,2% (nett). (tw)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber