Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Pertumbuhan ekonomi RI 2012 masih menjanjikan

Recommended Posts

JAKARTA: Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 dinilai masih cukup menjanjikan, namun pemerintah harus mengantisipasi tekanan inflasi akibat tingginya pertumbuhan ekonomi.

 

Kepala Ekonom Regional HSBC Lief Eskesen mengungkapkan meski perlambatan ekonomi dunia akibat krisis ekonomi Eropa pasti akan terjadi, namun Indonesia sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya dimotori ekonomi domestik masih akan tumbuh sekitar 6,7%.

 

“Pertumbuhan ekonomi dunia bergerak dengan dua kecepatan yang berbeda. Kawasan Eropa melambat, sedangkan emerging market melesat,” tutur Eskesen dalam HSBC Ecnomic Outlook 2012: Indonesia, The Economic Jewel of Asia, hari ini.

 

Namun, prospek pertumbuhan ekonomi yang positif harus diimbangi dengan antisipasi overheating dari sisi kebijakan fiskal dan moneter, jika tidak akan memicu inflasi dan gejolak pasar keungan.

 

Menurut Eskesen, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi berpotensi meningkatkan jumlah masyarakat kelas menengah, menyerap tenaga kerja, serta meningkatkan ongkos produksi dan daya beli masyarakat.

 

Hal ini dapat memicu tingginya inflasi pada 2012, selain dari inflasi bahan pangan akibat bencana alam dan inflasi komoditas impor yang terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar.

 

HSBC memperkirakan inflasi tahun ini berada di bawah 5% dan pada 2012 naik menjadi sekitar 6,2-6,3%.

 

Investasi asing langsung (foreign direct investment) ke Indonesia juga diperkirakan akan tetap tinggi karena fundamen makroekonomi yang baik menjadi daya tarik investasi asing, selain imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan beberapa negara di kawasan.

 

Di sektor riil, upah buruh Indonesia yang relatif lebih rendah dibandingkan China (sepertiga upah di China) juga menjadi daya tarik investasi.

 

“Investasi swasta di Indonesia akan tetap tumbuh, namun perlu reformasi struktural terkait  infrastruktur energi dan jalan, iklim investasi, memangkas birokrasi, dan memberantas korupsi,” tuturnya.

 

Menurut Eskesen, struktur ekonomi Indonesia yang didorong konsumsi domestik yang besar dengan sendirinya dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi sekitar 6%, namun dengan reformasi struktural pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi menembus 7%.

 

Sementara itu, Ali mengungkapkan jika investasi terus tumbuh, Indonesia mempunyai dua mesin pertumbuhan, selain konsumsi domestik, karena ekspor akan cenderung melemah.

 

HSBC memperkirakan investasi Indonesia tahun ini dapat tumbuh 9,4% dibandingkan tahun sebelumnya, tidak jauh dari target pemerintah, yakni 9,5%.

 

“Ekspor pasti melemah seiring krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat, tapi kalau investasi kita tumbuh jadi ada dua engine pertumbuhan,” ungkapnya.

 

Untuk mengantisipasi perlemahan permintaan ekspor, tambah Eskesen, perlu intensifikasi perdagangan interregional seperti dengan Asean, Emerging Countries, dan negara-negara Asia lainnya.

 

“Sebagai eksportir komoditas utama, Indonesia masih memiliki pasar yang besar di Asia, terutama China,” ujarnya.

 

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menilai Asean Single Window merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi melemahnya permintaan ekspor global dan mengintensifkan perdagangan dan investasi intra kawasan Asean.

 

“Prospek Asia itu demand-nya akan tinggi, karena pertumbuhan ekonomi di emerging market lebih baik dibanding ekonomi negara maju. Berarti pasar kita kan ada di pasar Asean, tapi jangan lupa pasar domestik kita juga paling besar di Asean,” ungkap Anny.

 

Di samping memacu perdagangan di kawasan Asean, tambah Anny, pemerintah lebih berkonsentrasi untuk mengoptimalkan potensi domestik agar dapat dimanfaatkan oleh produksi domestik. (Ana Noviani/Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...