Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Pendapatan BPR Naik, Eh Jumlah Nasabah Turun 4%

Recommended Posts

PERBANKAN

Rabu, 17 Juli 2013 15:01 wib

Bramantyo - Okezone

A1qWc5xzPA.jpgilustrasi: (foto: Okezone)

SOLO - Kendati nilai pendapatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Solo raya mengalami kenaikan, jumlah nasabah di BPR mengalami penurunan hampir 4 persen dalam setahun.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, dana pihak ketiga (DPK) di BPR-BPR di wilayah eks Karesidenan Surakarta hingga akhir Mei 2013 tahun ini Rp2,356 triliun, naik dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (yoy) Rp1,998 triliun.

Kendati nilainya naik, namun jumlah nasabah turun sekitar 4 persen dari 665.947 rekening pada Mei 2012 menjadi 641.028 rekening setahun kemudian.

Sayangnya, DPK di Bulan Mei, didominasi simpanan deposito yang nilainya mencapai Rp1,308 triliun dengan nasabah 30.756 rekening, sementara tabungan yang debiturnya 610.272 rekening, nominalnya Rp1,047 triliun.

Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Solo raya Pangarso Yoga Mutodo, mengatakan, berkurangnya jumlah nasabah di BPR disebabkan banyak bank umum yang merebut lahan yang selama ini dikuasai BPR.

Hampir semua bank umum, ungkap Yoga, menggarap sektor UMKM yang selama ini menjadi lahan BPR.

"Baik dalam menyalurkan kredit maupun menghimpun DPK. Posisi BPR makin sulit lantaran bunga yang ditawarkan bank umum jauh lebih rendah. Sehingga banyak calon nasabah yang tergiur dan memilih mengajukan kredit ke bank umum, bahkan banyak nasabah BPR yang take over atau pindah ke bank umum,"jelasnya kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah,Rabu (17/7/2013).

Kondisi BPR semakin terjepit, ditambah koperasi dan BMT maupun lembaga keuangan nonbank lainnya juga melakukan hal serupa.

Dalam kondisi seperti itu, kata Yoga, BPR hanya bisa melakukan edukasi dan pendekatan kepada para nasabah dan masyarakat secara kekeluargaan. Sebab pada umumnya nasabah BPR itu adalah nasabah solutif, meski banyak pula nasabah loyal.

Selain penurunan jumlah nasabah, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kredit bermasalah atau NPL (nounperforming loan) BPR yang masih cukup tinggi, yakni 6,63 persen, padahal ambang batas NPL yang digariskan BI lima persen.

Kendati terjadi penurunan jumlah nasabah dan angka NPL melebihi toleransi yang ditetapkan BI, namun kinerja BPR pada umumnya terbilang baik.

Hingga akhir Mei 2013, asetnya tumbuh 15,05 persen (yoy) menjadi Rp 3,451 triliun dan kredit yang disalurkan senilai Rp 2,794 triliun dengan pertumbuhan 15,71 persen. (wan) (wdi)

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: BPR[/h]

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...