Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Defisit Migas Bukan Satu-satunya Penghambat Rupiah

Recommended Posts

SAHAM DAN VALAS

Senin, 01 Juli 2013 08:20 wib

Martin Bagya Kertiyasa - Okezone

56AbekzwLp.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir terus mengalami tekanan. Beberapa data ekonomi Indonesia, seperti defisit neraca dagang turut mempengaruhi tekanan pada rupiah.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah memperkirakan, defisit perdagangan yang masih terjadi memang menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Meski demikian, dia menilai hal ini bukanlah satu-satunya faktor.

Menurutnya, pengumuman The Fed terkait percepatan tapering off (penghentian) QE dari rencana awal pertengahan 2015, menjadi awal 2014, juga memberikan tekanan aksi jual pada pasar modal Indonesia dan memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Selain itu, lanjut Firmanzah menuturkan kebutuhan swasta nasional untuk melunasi utang jangka pendek membuat rupiah mendapatkan tekanan tambahan.

“Kita bersyukur bahwa cadangan devisa kita masih aman dan terjaga pada level akhir Mei 2013 sebesar USD105 miliar yang lebih dari cukup untuk melakukan operasi stabilisasi nilai tukar rupiah,” jelas Firmanzah seperti dilansir dari Setkab, Senin (1/7/2013).

Di sisi lain, dia menilai langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin atau 0,25 ke posisi 6 persen, dilakukan tidak hanya sebagai antisipasi meningkatnya ekspektasi inflasi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, tetapi juga untuk memelihara stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Dia melanjutkan, upaya untuk melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menjaga kecukupan likuiditas itu, dilakukan melalui bauran kebijakan moneter yang disesuaikan dengan kondisi sektor riil di Indonesia.

Menurutnya, sejumlah paket kebijakan moneter yang sedang dilakukan oleh BI adalah suku bunga, intervensi rupiah, makroprudensial, fasbi dan forum koordinasi.

Sementara dalam bidang makroprudensial, BI juga tengah menempuh langkah-langkah pertumbuhan kredit di sektor-sektor tertentu, seperti sektor properti yang akan diperkuat. “Tiga stabilitas yang perlu kita jaga bersama adalah stabilitas sistem keuangan, nilai tukar dan makroekonomi ini membutuhkan koordinasi lintas sektoral,” tukasnya. (mrt)

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: Rupiah Juli 2013[/h]

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...