Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Kemenkeu Klaim Utang & Impor RI Masih Wajar

Recommended Posts

RiCZtkehTd.JPGIlustrasi. (Foto: okezone)

 

 

 

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim pihaknya terus berhitung agar posisi utang Indonesia dalam kondisi sehat. Karena itu, pemerintah yakin posisi impor Indonesia pun masih digunakan untuk sesuatu yang produktif."Baik pemerintah dan Bank Indonesia selalu mendiskusikan hal tersebut (utang) secara berkala secara konsolidasi. Bagaimana posisi utang luar negeri pemerintah dan swasta , tingkat bunganya floating atau fix ,itu harus kita kaji," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/3/2013).

 

Menurut Agus, sampai saat ini, pemerintah sangat selektif dalam memilih utang luar agar neraca perdagangan Indonesia tetap sehat.

 

"Kalau kita mengalami tekanan di neraca perdagangan atau di transaksi berjalan karena sesuatu yang produktif , itu bisa kita pahami. Itu sifatnya adalah sesuatu yang short term (jangka pendek)  yang nantinya akan menciptakan, pertumbuhan ekonomi yang baik ke depan," jelasnya.

 

Meskipun begitu, pemerintah memastikan utang pemerintah dan swasta masih dalam batas-batas yang wajar dan sehat.

 

Sekadar informasi, total utang Indonesia pada akhir Februari kembali mengalami peningkatan. Selama periode Februari, utang Indonesia naik Rp9,12 triliun menjadi Rp1.988,87 triliun ketimbang posisi pada akhir Januari sebesar Rp1.979,75 triliun.

 

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, jika dibandingkan dengan akhir 2012 lalu, utang pemerintah telah naik Rp13,45 triliun dari sebelumnya Rp1.975,42 triliun. Sementara jika dibandingkan utang lima tahun lalu, telah terjadi kenaikan sebesar Rp352,13 triliun.

 

Melansir data DJPU, utang tersebut didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), yang mencapai Rp1.394,77 triliun, naik Rp33,67 triliun dari posisi 2012 sebesar Rp1.361,10 triliun. Adapun penerbitan SBN tersebut, berasal dari denominasi rupiah Rp1.131,08 triliun, dan valas Rp263,69 triliun.

 

Selain itu, utang pemerintah juga berasal dari pinjaman luar negeri sebesar Rp592,27 triliun. Pinjaman luar negeri tersebut, berasal dari pinjaman bilateral sebesar Rp340,27 triliun, pinjaman multilateral sebesar Rp227,31 triliun, pinjaman suppliers sebesar Rp23,92 triliun dan pinjaman lainnya sebesar Rp350 miliar.

 

Jika dibandingkan posisi Januari, maka pinjaman luar negeri mengalami penurunan dari sebesar Rp603,76 triliun, dengan pinjaman bilateral Rp348,93 triliun, pinjaman multilateral Rp229,68 triliun, komersial Rp24,77 triliun. Sedangkan pinjaman dari dalam negeri tetap berada di kisaran Rp1,82 miliar. (gnm) (ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...