Best Crypto Asset Service Providers: Top Firms to Retrieve Lost Bitcoin: Reach Out To Optimistic Hacker Gaius

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA—Emiten pengolah udang PT Central Proteinaprima Tbk menargetkan pengesahan scheme of arrangement atas restrukturisasi obligasi anak perusahaan yang berbasis di Singapura yakni Blue Ocean Resources Ltd rampung Mei tahun ini.

 

Sekretaris Perusahaan Central Proteinaprima Armand Ardika mengungkapkan perseroan telah mengantongi izin dari pengadilan di Singapura melalui mekanisme order of court. Dengan begitu, perseroan dapat segera menggelar pertemuan dengan para pemegang obligasi.

 

“Jika proses itu berjalan lancar, selanjutnya kami bisa langsung melakukan voting dengan para pemegang obligasi,” katanya, Senin (25/2).

 

Selama hampir 3 tahun berjalan upaya perseroan untuk melakukan restrukturisasi obligasi anak usahanya itu senilai US$325 juta kerap menemui jalan buntu. Padahal, CPRO tahun lalu sempat sesumbar proses restrukturisasi obligasi BOR disetujui minimal pada periode Oktober—November 2012.

 

Kini, perseroan perlu merapikan kembali urutan kewajiban mulai dari mengajukan pengesahan proposal restrukturisasi obligasi di Pengadilan Singapura. CPRO kemudian akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan disetujui tidaknya proposal restrukturisasi.

 

Jika restrukturisasi disetujui, masa jatuh tempo obligasi BOR bakal diperpanjang 8 tahun hingga Juni 2020. Ketentuan ini akan menjadi kelonggaran terhadap potensi gagal bayar.

 

Keuntungan lain dari restrukturisasi ini adalah suku bunga obligasi lebih rendah. Jika perjanjian obligasi terdahulu, CPRO dibebani bunga 11% per tahun. Proposal baru suku bunga pada tahun pertama dan kedua 2% . Tahun ketiga dan keempat 4%. Selanjutnya, jadi 6% di tahun kelima dan keenam. Sementara di tahun ketujuh dan kedelapan 8% per tahun. (bas)

 

 

 

Sumber