Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PERDAGANGAN PETERNAKAN: Sumbar & Riau Optimalkan Kerja Sama

Recommended Posts

PADANG: Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau sepakat untuk mengoptimalkan perdagangan tradisional peternakan yang sejak enam tahun terakhir sempat terganggu.

 

 

Edwardi, Kepala Dinas Peternakan Sumbar mengatakan sebelum 2005 seluruh pasokan ternak sapi untuk memenuhi kebutuhan provinsi tetangga tersebut sempat  terganggu beberapa tahun terakhir karena banyak masuk sapi impor.

 

 

“Pasar tradisional perdagangan peternakan kedua daerah ini sempat terganggu, karena itu dipandang penting untuk mengoptimalkan kerja sama,” katanya, Sabtu (24/11/2012)..

 

Kata dia sudah ada pembicaraan dengan Kadisnak Provinsi Riau untuk rencana yang ke depan diharapkan saling menguntungkan kedua daerah.

 

Sumbar sebagai daerah pemasoknya nanti, tentu akan menggairahkan pelaku peternakan dan provinsi tentangga jelas terpenuhi kebutuhan pangan hewani di wilayahnya.

 

"Langkah untuk mengoptimalkan jalur pasar perdagangan tradisional peternakan itu, dapat menstabilkan pergerakan harga di pasaran," ujarnya.

 

Menurut dia, upaya yang dilakukan sebagai wujud komitmen para kepala dinas untuk terus mengurangi/membatasi impor sapi yang hanya menguntungkan sekelompok orang.

 

Kini impor daging secara nasional sudah 17,5% dan pemerintah sudah menargetkan sampai pada 2014 posisi impor hanya tinggal 10% lagi.

 

Jadi, semakin kecil impor daging ke Indonesia jelas percepatan swasembada daging dan kalangan peternak dalam negeri akan semakin bergairah.

 

"Soal pangan tentu harus berdaulat dan memenuhi kebutuhan dalam negeri tak tergantung pada negara lain. Dampak ketergantungan pada impor terhadap ketahanan pangan hewani dalam negeri ini," kata Edwardi yang juga ketua asosiasi kepala dinas peternakan se-Indonesia itu.

 

Selain itu, efeknya bisa saja diembargo dan merendahkan kualitas sapi lokal yang sebenarnya tak kalah dibandingkan dengan sapi impor tersebut.

 

Menyinggung adanya kecenderungan naiknya harga daging di pasaran Sumbar, ia menanggapi, nilai beli daging Rp80 ribu/kg masih standar dan bukan berarti adanya kenaikan.

 

Sebab, standar harga daging di pasaran Sumbar sebesar Rp75 ribu-Rp80 ribu/kg, jika terjadi kenaikan di atas itu, jelas masyarakat akan banyak tak membeli daging.

 

"Sumbar suplai daging mencukupi kebutuhan dari hasil kajian yang telah dilakukan, jadi gejolak harga sulit terjadi," ujarnya.(Antara/ems)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...