Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

TIPS PONSEL: Handphone Pengendali Transmisi Otomatis Sepeda

Recommended Posts

JAKARTA: Dewasa ini sebutan ponsel pintar sebenarnya tidak lagi terlalu tepat. Meskipun diturunkan dari ponsel, dewasa ini ponsel pintar sudah lebih tepat disebut sebagai komputer saku.  Seperti komputer pada umumnya pon­sel pintar dapat digunakan buat berbagai keperluan.

 

 

Pemakai sepeda misalnya sudah meng­gunakan ponsel pintar se­bagai komputer untuk navigasi sepeda. Sementara itu, Mark Wil­son dan rekan-rekannya di Cambridge Consultants Limited (CCL), Inggris mengembangkan sistem transmisi otomatis pada sepeda yang menggunakan ponsel.

 

 

Transmisi otomatis mekanis se­benarnya su­dah diciptakan untuk sepeda. Na­mun, sistem mekanis seperti itu cepat aus. Penggunaan transmisi elektrik menyingkirkan masalah aus tersebut. Dengan ban­tuan ponsel pintar sistem transmisi elektrik juga dapat menghitung kinerja yang optimum. Ponsel dapat me­nen­tukan gigi mana yang paling cocok untuk kecepatan mengayuh sepeda saat tertentu.

 

 

Dengan menggunakan akselero­meter yang sudah tertanam ponsel dapat mengetahui kapan mengganti gigi ketika pesepeda menge­rem mendadak. Nantinya ponsel juga  dapat memanfaatkan modul GPS (global positioning system) untuk mengetahui tanjak­an atau turunan dan me­nentukan gi­gi yang cocok.

 

 

Ssitem yang dikembangkan oleh Mark Wilson dan kawan-kawan tersebut sebenar­nya menggunakan transmisi elektrik biasa, yang meng­­gunakan kabel dan baterai. Transmisi elektrik ini, Shimano Di2, dilengkapi dengan sensor pada roda untuk menghitung kecepatan sepeda dan pada pedal untuk menghitung kecepatan mengayuh.

 

 

Untuk terhubung ke ponsel pintar  se­bagai ganti kabel digunakan ko­neksi nirkabel Bluetooth yang menggunakan daya rendah (low-power), yang dirancang untuk meng­hemat baterai.

 

 

Pada mode manual, Bluetooth pada switch gear berkomunikasi dengan iPhone dalam saku penunggang. Aplikasi pada ponsel tersebut mengirimkan perintah ke sistem pengganti gigi Shimano yang dimodifikasi untuk menerima sinyal Bluetooth.

 

 

Pada mode otomatis, sebuah sen­sor magnetik pada crank utama memerintahkan apli­kasi untuk memberi tahu kecepatan meng­ayuh, sementara sensor pada roda memberitahukan kecepatan sepeda.

 

Ponsel kemudian menghitung gigi yang paling cocok dan mengirimkan perintahnya ke Shimano.

 

 

Seperti yang dilaporkan oleh majalah ilmiah New Scientist, CCL telah menguji coba sistem ini selama dua bulan. Pada praktiknya sistem ini perlu disetel agar pengguna me­rasa nyaman.

 

 

Salah satu masalah yang mungkin ditemukan adalah penggunaan koneksi nirkabel, dalam hal ini Bluetooth. Penggunaan kabel seperti yang digunakan Shimano memiliki satu kelebihan, sistem transmisi otomatis pada satu sepeda tidak mungkin memengaruhi sistem pada sepeda lain. Penggunaan sistem nirkabel yang menggunakan radio selalu punya risiko satu sistem mengganggu sistem lain.

 

 

Namun, sebenarnya Bluetooth sendiri di­rancang untuk mengatasi masalah inter­ferensi ini dengan mekanisme loncatan fre­kuensi (frequency hopping). Artinya bisa saja ada ratusan pesepeda dalam jarak dekat, misalnya dalam acara sepeda santai, menggunakan sistem ini tanpa mengalami gangguan. (JIBI/k8/sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...