Korban Wanaartha Gelar Aksi di Kedubes AS dan Kemlu, Ini Tuntutannya

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Pemerintah pusat memang mendapatkan kecaman dari berbagai pihak pada proses pembelian divestasi tujuh persen saham Newmont Nusat Tenggara (NNT). Namun, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) mengaku tetap akan melanjutkan pembelian tersebut.

 

"Kita akan maju terus untuk proses pembelian divestasi saham tujuh persen saham newmont. Kita masih menunggu audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," ungkap Kepala PIP Soritaon Siregar, di Graha Mandiri Lantai 5, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Jumat (9/9/2011).

 

Saat ini, kata Soritaun, proses pembelian Newmont tidak dapat dilanjutkan karena PIP masih menunggu pada proses audit yang dilakukan oleh BPK, namun pihaknya mengaku siap melakukan pembelian tersebut. "Dari kita sendiri sih sudah siap, tinggal nunggu dari BPK saja," pungkasnya.

 

Seperti diketahui, pembelian tujuh persen saham Newmont tidak mendapatkan restu DPR, namun pemerintah pusat melalui PIP berkeras melakukan pembelian tersebut. DPR sendiri akhirnya meminta BPK segera melakukan audit investigasi atas proses pembelian sisa divestasi saham Newmont NNT terbsebut.

 

Namun, masalah lain muncul kala PT Pukafu Indah diindikasikan telah melakukan pelepasan 2,2 persen saham PT NNT yang dimiliki PT PI, kepada PT IMI hal tersebut terungkap berdasarkan penelitian pemerintah yang dilakukan oleh PIP.

 

Dengan adanya pelepasan tersebut, maka pihak asing dikatakan akan memiliki 51 persen saham Newmont, proses pembelian divestasi tujuh persen pun akhirnya terkendala, karena diperlukan kepastian kepemilikan 2,2 persen saham tersebut. (mrt)

 

(rhs)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber