Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

NYONYA-NYONYA ISTANA, komedi satir soal pejabat dan perempuan

Recommended Posts

JAKARTA: Setelah berhasil mengangkat lakon-lakon komedi yang terinspirasi kebudayaan daerah di Indonesia, rangkaian Indonesia Kita garapan trio kreatif Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, serta Agus Noor, didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya kembali hadir dengan lakon keempatnya di tahun 2012, "Nyonya-nyonya Istana".

 

Pementasan hari ini adalah hari kedua sejak kemarin pertunjukan pertama lakon yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini. Mengangkat tema perempuan-perempuan yang begitu menentukan pemerintahan, pementasan ini dikemas dengan gaya "stamboel humor", memadukan fragmen komedi, tari dan musik disko dangdut.

 

Lakon Nyonya-nyonya Istana akan menjadi tontonan yang mengocok perut sepanjang pertunjukan, karena didukung oleh para komedian seperti Cak Lontong, Marwoto, Susilo Nugroho, Yu Ningsih, dan Trio GAM (Gareng, Joned dan Wisben)  yang berperan sebagai Anggota Kabinet Indonesia bersatu Jilid Terakhir.

 

Inilah kabinet yang menandai akhir masa jabatan Bapak Pemimpin Istana, yang secara konstitusi tidak bisa mencalonkan diri lagi. Lalu muncul isu: betapa Bapak Pemimpin Istana sedang menyiapkan Putra Mahkota sebagai penggantinya. Beredar kabar juga kalau Nyonya Istana ingin maju mencalonkan diri.

 

Di tengah berbagai isu itulah, Nyonya-nyonya di lingkungan Istana mulai berperan mendampingi para suaminya yang juga berambisi menggantikan Bapak Pemimpin Istana. Sederetan kaum sosialita Jakarta akan menunjukkan kepiawaiannya di atas panggung, seperti Jais Darga, Vivi Yip, Cicilia King, F. Nadira, Amie Ardhini, Flora Simatupang.

 

Juga didukung oleh Budiono Darsono, Dibyo Primus, Merlyn Sopjan dan tak ketinggalan: Butet Kartaredjasa. Untuk musik diserahkan kepada Jakarta Street Music yang akan menambah semarak suasana pertunjukan.

 

Renitasari, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengungkapkan, seperti lakon-lakon sebelumnya, tentu tim kreatif menyiapkan sajian yang segar dan menghibur. Namun ada daya tarik lain dalam pementasan ini.

 

"Keterlibatan para sosialita yang ikut bermain teater, bagi saya merupakan kebanggaan tersendiri. Kini mulai terlihat dukungan dan apresiasi masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang terhadap karya-karya anak bangsa," ungkapnya.

 

Menurut penulis cerita Agus Noor, kisah "Nyonya-nyonya Istana", pada satu sisi merupakan gambaran, betapa perempuan banyak menentukan. Ada adegan, dimana keputusan-keputusan penting justru tidak dihasilkan dalam sidang kabinet, tapi di arisan para Nyonya.

 

Tapi pada sisi lain, kita juga melihat betapa lemahnya seorang pemimpin, yang sering tak ada justru disaat-saat penting. Kepemimpinan berlangsung secara in absensia. Ketika terjadi masalah, para pemimpin di lingkungan istana itu justru bernyanyi dan menari dangdutan. Banyak adegan yang akan mengocok perut, sekaligus membuat kita tersenyum getir. (arh)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...