Redam Lonjakan Harga, Bulog Gelontorkan 1.200 Ton Beras Murah di Papua

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Lembaga kajian ekonomi dan keuangan INDEF memperkirakan pada Triwulan IV-2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali mengalami penurunan. Namun, pertumbuhan ekonomi tetap berada di atas 6 persen.Direktur INDEF, Enny Sri Hartati, mengungkapkan penurunan produk domestik bruto (PDB) ini bukan secara signifikan dipengaruhi kondisi global. Menurutnya, penurunan PDB pada kuartal III-2012 lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak prudent.

 

"Memang sejak awal kami memprediksikan 6,1-6,3 persen. Di Triwulan IV akan semakin turun, karena amunisi fiskal di Triwulan III dan IV yang dilakukan pemerintah tidak akan berefek positif bagi pertumbuhan," ujarnya melalui pesan elektroniknya kepada Okezone, Minggu (11/11/2012).

 

Dia melanjutkan, ditambah lagi konsumsi rumah tangga dan investasi juga diperkirakan akan mengalami penurunan. Namun, pertumbuhan ekonomi di 2012 masih akan berada di atas 6 persen, karena sebelumnya Indonesia sempat memiliki saving 6,3 persen di Triwulan I dan sebesar 6,4 pada Triwulan II-2012. "Triwulan III ini kan 6,2 persen (6,17 persen)," jelas dia.

 

Enny mengatakan, penurunan angka pertumbuhan ekonomi menjadi 6,17 persen tersebut bukan disebabkan oleh krisis ekonomi global. Menurut dia, sejarah memperlihatkan krisis global tidak terlalu signifikan berdampak buruk bagi Indonesia. "Karena sejak dahulu kontribusi net ekspornya juga tidak pernah lebih dari 8 persen terhadap GDP," terang Enny.

 

Menurutnya, kualitas pertumbuhan itu sendiri yang mengalmi penurunan. "Kami relatif don't care dengan angka, karena yang paling bermasalah adalah kualitas pertumbuhan," tutup dia.

(mrt)

 

 

 

Sumber