Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

APINDO: Kesejahteraan buruh Tergantung Iklim Investasi

Recommended Posts

JAKARTA: Pengusaha memandang kemampuan mereka dalam meningkatkan kesejahteraan buruh amat tergantung dari peran pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang baik.

 

Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), mengatakan iklim investasi sekarang masih menuntut biaya ekonomi yang tinggi. Menurutnya, tingginya biaya ekonomi itu terutama berasal dari lemahnya dukungan infrastruktur dan kondisi birokrasi yang dirasa menyulitkan.

 

“Birokrasi yang buruk menaikkan cost 5%-10%, sedangkan infrastruktur yang lemah juga menaikkan cost sebesar 14%-15%,” katanya dalam press conference yang diadakan APINDO, Rabu (7/11).

 

Oleh karena itu, sambungnya tuntutan kenaikan upah buruh sebesar 30%-50% menjadi beban yang terlalu berat untuk ditanggung oleh pengusaha.

 

Sofjan mengatakan pada dasarnya kemampuan pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan buruh juga amat tergantung dari peran pemerintah dalam meningkatkan iklim investasi yang baik.

 

Jika kondisi ini terus berlanjut, imbuhnya, sulit bagi Indonesia untuk dapat mempertahankan daya saingnya terhadap luar negeri.

 

“Makroekonomi kita memang dinilai baik, tetapi kalau situasi mikronya seperti ini, bagaimana kita bisa bertahan lama mempertahankan daya saing,” ujarnya. Dia menambahkan saat ini telah ada beberapa perusahaan yang tutup dan berencana hengkang dari tanah air.

 

Sementara itu, Chairman Indomobil Subronto Laras mengatakan hengkangnya perusahaan dari Indonesia akan berakibat pada rendahnya penyerapan tenaga kerja ke sektor formal.

 

“Anda tahu sendiri sebagian besar [pekerja Indonesia] itu informal. Kita mesti memperjuangkan penyerapan sektor formal,” ujarnya, Rabu (7/11).

 

Hengkangnya para investor itu, lanjutnya, juga akan ikut mengancam upaya pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran masyarakat dan angka kemiskinan. Padahal, tambahnya, secara demografis, masyarakat Indonesia masih membutuhkan banyak lapangan kerja yang tercipta.

 

“Secara demografi itu, 120 juta manusia kita butuh kerja. Kalau kita tidak kondusif lagi, semua investasi mau dipindahkan[oleh investor],” jelasnya.

 

Padahal, sebelumnya BPS mengumumkan telah terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2012 menjadi sebesar 6,14% dari 6,56% pada Agustus 2011. Penurunan itu juga disertai dengan naiknya jumlah dan rasio penduduk yang bekerja di sektor formal menjadi 44,2 juta orang (39,86% dari total pekerja) pada Agustus 2012 dari 41,49 juta orang (37,83% dari total pekerja) pada Agustus 2011.

 

Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal mengungkapkan adanya penyerapan tenaga kerja secara langsung yang dikontribusikan oleh investasi PMDN dan PMA sebanyak 981.546 orang. Jumlah itu merupakan kontribusi yang dicatatkan dari Januari sampai September 2012. (c26/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...