Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Koran SI)

 

 

 

SOLO - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo mengungkapkan bahwa pada bulan September 2012, aset perbankan di wilayah eks karesidenan Surakarta mencapai Rp44,88 triliun atau tumbuh 28,40 persen (year on year/yoy).“Hal itu menunjukkan kinerja perbankan secara umum di eks karesidenan Surakarta  berkembang secara baik. Di eks karesidenan Surakarta, terdapat 66 kantor cabang bank umum dan 88 kantor pusat bank perkreditan rakyat,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Doni P Joewono saat dikonfirmasi Okezone terkait aset perbankan bulan September 2012, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2012).

 

Pertumbuhan total aset perbankan itu, kata Doni, terutama berasal dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) atau simpanan masyarakat yang mencapai Rp34,11 triliun atau tumbuh 22,94 persen (yoy).

 

“Simpanan masyarakat paling banyak adalah dalam bentuk tabungan yang mempunyai pangsa sebesar 52,51 persen dari DPK atau mencapai Rp17,91 triliun, kemudian disusul deposito dengan pangsa sebesar 32,31 persen atau sebesar Rp11,02 triliun dan terakhir adalah giro dengan pangsa sebesar 15,18 persen atau sebesar Rp5,18 triliun,” jelasnya.

 

Dengan pertumbuhan DPK yang cukup bagus, menurut Doni, perbankan lebih leluasa dalam menyalurkan kreditnya. Outstanding kredit perbankan pada September 2012 mencapai Rp. 35,73 triliun atau tumbuh 25,03 persen (yoy). Dari jumlah kredit perbankan tersebut, sebesar 37,65 persen dari total kredit atau sebesar Rp13,45 triliun disalurkan kepada 403.194 debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

 

"Kalangan UMKM yang sudah feasible namun belum bankable pun semakin mudah mengakses pembiayaan bank melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diprogramkan pemerintah. Outstanding KUR pada September 2012 mencapai Rp1,04 triliun atau tumbuh 46,33 persen (yoy) yang diberikan kepada 95.501 debitur,” jelasnya. (wdi)

 

 

 

Sumber