Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BJBR: Laba bersih tumbuh 19% ke Rp945,63 miliar

Recommended Posts

JAKARTA: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mencatatkan kenaikan laba bersih konsolidasi kuartal III/2012 18,85% menjadi Rp945,63 miliar dari Rp794,96 miliar.

 

Kenaikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (nett interest income/ NII) konsolidasi dan pendapatan operasional selain bunga bersih yang masing-masing meningkat 23,24% dan 29,08%.

 

Publikasi laporan keuangan konsolidasi  Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) tersebut menunjukan pendapatan bunga bersih kosolidasi kuartal III/ 2012 menjadi Rp2,79 triliun dari Rp2,27 triliun.

 

Pertumbuhan lebih tinggi dari bank yang melantai di bursa sejak 2010 itu terjadi pada pendapatan operasional selain bunga bersih 29,08% menjadi Rp1,6 triliun dari Rp1,24 triliun.

 

Kenaikan pendapatan bunga tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit. Per September 2012 tercatat baki debet (outstanding)  penyaluran kredit konsolidasi perseroan mencapai Rp35,23 triliun, tumbuh 26,68% dari Rp27,81 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Pertumbuhan kredit tersbeut semakin diperkuat oleh menurunnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/ NPL) perseroan dari 2,61% NPL gross, menjadi 1,70%.

 

Publikasi yang ditandatangani oleh Bien Subintoro selaku Direktur Utama tersebut juga menunjukan pertumbuhan aset 20,51% dari Rp53,81 triliun menjadi Rp67,7 triliun.

 

Meski demikian rasio penyaluran kredit terhada dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/ LDR) justru mengalami penurunan dari 67,68% menjadi 64,95%. Sebab itu perseroan per 30 September 2012 membayarkan giro wajib minimum (GWM) utama rupiah 8,03% dari dana pihak ketiga (DPK) lantaran LDR yang belum mencapai ketentuan bank sentral minimal 80%.

 

Adapun DPK perseroan tumbuh 23,62% menjadi Rp52,72 triliun dari Rp40,26 triliun. Pertumbuhan tersebut didukung oleh perbaikan struktur pendanaan, yaitu meningkatnya porsi dana murah dari 38,27% terhadap total DPK pada tahun lalu menjadi 42,4% terhadap total DPK.

 

Total dana murah Rp22,36 triliun tersebut terdiri atas Rp15,81 triliun pada layanan giro dan Rp6,54 triliun yang tersimpan dalam tabungan.

 

Sementara porsi dana dalam simpanan berjangka terhadap total DPK masih menjadi mayoritas, mencapai 57,59% atau Rp30,36 triliun. Komposisi tersebut sudah menurun jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 61,72% dari total DPK atau Rp24,85 triliun. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...