Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

CIMB NIAGA: Genjot kredit ke perkebunan

Recommended Posts

JAKARTA: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) fokus meningkatkan penyaluran kredit ke sektor perkebunan melalui pola kemitraan inti plasma.

 

Direktur Commercial Banking & Syariah CIMB Niaga Handoyo Soebali menjelaskan pola kemitraan inti plasma cukup diminati oleh perbankan karena penetrasi lebih maksimal dan risiko yang minimal.

 

Bank isa meminimalisasi risiko pinjaman bermasalah karena perusahaan induk selaku inti, juga turut menyeleksi mitra binaannya yang layak mendapatkan pembiayaan.  

 

Menurutnya, pola kemitraan inti plasma merupakan model kemitraan yang dirancang untuk memacu perkembangan suatu usaha berskala besar dengan melibatkan masyarakat sekitar yang memenuhi kriteria sebagai plasma dengan perusahaan selaku inti.

 

Nantinya, perusahaan akan melibatkan koperasi ataupun kelompok tani sebagai wadah yang memayungi masyarakat sekitar yang menjadi plasma . Per 30 Juni 2012, CIMB Niaga telah bekerjasama dengan 91 perusahaan Inti dan 108 koperasi/ kelompok tani untuk skema jenis ini.

 

“Penyaluran kredit melalui pola inti plasma ini menjadi wujud dukungan CIMB Niaga terhadap Peraturan Pemerintah yang menetapkan agar perusahaan perkebunan besar harus turut membangun perkebunan plasma yang melibatkan masyarakat sekitar,” kata Handoyo berdasarkan keterangan pers yang diterima Bisnis, Rabu (24/10).

 

Handoyo menambahkan penyaluran kredit CIMB Niaga di sektor perkebunan tersebar di berbagai lokasi, dari mulai Jawa Tengah, Sumatera, hingga Kalimantan.

 

Adapun jenis tanaman yang banyak dibiayai adalah kelapa sawit dan tebu. Adapun nilainya telah mencapai Rp2,88 triliun per 30 Juni 2012, naik 77,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Dia menilai kemitraan inti plasma menawarkan beberapa keunggulan a.l. memperluas lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta pemanfaatan aplikasi teknologi terkini untuk pengembangan lahan oleh masyarakat sekitar.

 

Menurut Handoyo, pola seperti ini cenderung lebih tepat sasaran karena dana yang disalurkan untuk modal usaha dapat langsung diterima petani perkebunan selaku plasma melalui wadah koperasi ataupun kelompok tani.

 

“Untuk rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) juga relatif kecil, sebagai hasil dari prinsip kehati-hatian yang telah kami terapkan selama ini. Per 30 Juni 2012, NPL di sektor ini sebesar 0,12%, dan kami akan tetap menjaga NPL tersebut di level yang rendah,” ujarnya.

 

Handoyo optimistis kredit sektor perkebunan masih akan terus tumbuh, mengingat masih tingginya kebutuhan crude palm oil di pasar dunia, terutama permintaan dari China dan India. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...