PENYEDIA WOODPANEL BERKUALITAS TERLENGKAP DI MALANG

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Sektor perbankan Indonesia dinilai masih menghadapi lima hambatan untuk bisa berkembang setara dengan bank-bank lain di kawasan.

 

Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti menyebutkan kelima hal itu adalah masalah permodalan, rendahnya daya serap sektor riil, dangkalnya sistem finansial nasional, ketatnya persaingan perbankan dalam mendapatkan dana, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2014.

 

"Perbankan nasional masih kalah jauh dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Oleh karena itu, peraturan permodalan menjadi sangat penting,” jelas Destry, Selasa (23/10).

 

Dia merujuk pada aturan multiple license yang sedang disusun oleh Bank Indonesia (BI) dan rencananya akan diterbitkan bulan November.

 

Sementara, rendahnya daya serap sektor riil ditunjukkan dengan terus meningkatnya undisbursed loan kredit investasi dan infrastruktur.

 

Namun, undisbursed loan lebih disebabkan pencairan kredit tidak bisa dilakukan sekaligus melainkan berangsur-angsur.

 

Di sisi dangkalnya sistem finansial nasional, Destry mengatakan masih banyak penduduk Indonesia yang belum mendapatkan akses ke perbankan.

 

“Persaingan mendapatkan dana juga semakin ketat. Sekitar 80% dana pihak ketiga (DPK) dikuasai oleh hanya 18% bank. Jadi, 82% bank lainnya berkompetisi menyasar pasar yang tersisa,” terang dia.

 

Bank-bank besar cenderung mengumpulkan dana murah, sedangkan bank-bank kecil berlomba menaikkan deposito. Hal inilah yang menurut Destry membuat suku bunga sulit turun.

 

Adapun MEA pada 2014 akan membuat sektor perbankan Indonesia semakin menggiurkan bagi investor asing. Hal itu akan menyebabkan semakin banyak investor yang masuk ke perbankan nasional. (16/Bsi)

 

 

 

Sumber