Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengecam rainforest action network (RAN) dan Walt Disney yang menyerukan konsumen global untuk memboikot produk kertas yang diproduksi di Indonesia.

 

Wakil Ketua APKI Rusli Tan Dan mengungkapkan sentimen negatif tersebut berpotensi menciderai sejumlah upaya pelaku industri pulp dan kertas yang sangat proaktif mendukung sumber bahan baku legal yang diperoleh dengan pengelolaan hutan lestari dan berkelanjutan.

 

Apalagi, menurut Rusli, produk pulp dan kertas Indonesia bersumber dari hutan tanaman industri (HTI) yang telah mengantongi berbagai sertifikasi baik mandatory maupun voluntary. Dia khawatir seruan boikot RAN dan perusahaan multinasional Amerika Disney merupakan bagian dari skenario untuk merebut pasar Indonesia yang tengah membaik.

 

“Industri pulp dan kertas mempunyai momentum untuk membangkitkan bisnis kehutanan Indonesia yang secara umum tengah terpuruk,” ungkapnya kepada wartawan di Jakarta hari ini, Selasa (23/10/2012).

 

Ekspor pulp dan kertas tahun lalu telah berkontribusi hingga US$ 6,2 miliar, atau sekitar 5% dari total ekspor Indonesia. Kebutuhan kertas di negara-negara maju diyakini akan mencapai 394 juta ton pada 2015 mendatang.

 

Permintaan pulp dan kertas di pasar global diproyeksi meningkat masing-masing 17% dan 10,5% setiap tahun, sehingga menggairahkan kinerja pelaku industri guna membuka peluang pertumbuhan volume ekspor.

 

“Berkembangnya kampanye hitam yang tak menjadi perhatian pemerintah itu dapat berdampak serius  terhadap perkembangan perekonomian sehingga penyerapan tenaga kerja akan terus berkurang,” jelasnya. (sut)

 

 

 

Sumber