Video: Rupiah Masih Lesu - Efek Kebijakan Bea Ekspor ke Saham Emas

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA—Penanaman modal baru  bernilai total Rp679 triliun masuk ke Indonesia dan menunggu direalisasikan.

 

 

Kepala BKPM Chatib Basri mengatakan sampai September 2012 BKPM telah memberikan izin penanaman modal atas investasi bernilai lebih dari Rp679 triliun atau setara dengan US$60 miliar.

 

 

Dia memaparkan sekitar 70% dari izin investasi tersebut diberikan pada perusahaan asing, sedangkan sisanya bagi perusahaan dalam negeri.

 

 

Pengajuan-pengajuan izin baru, menurut Chatib, menunjukkan minat investasi perusahaan asing di Indonesia tidak surut meskipun pertumbuhan ekonomi global masih lesu.

 

 

“Saya tidak bilang indonesia immune pasti ada dampak dari sana [luar negeri] mengenai financing tapi saat ini paling tidak Indonesia masih merupakan the least unattractive country,” katanya, Senin (22/10).

 

 

Dia memperkirakan kebijakan quantitative easing Bank Sentral Amerika Serikat dan rencana serupa oleh Bank Sentral Uni Eropa akan semakin memperkuat arus investasi langsung ke Indonesia yang mencapai Rp229,9 triliun pada Januari—September 2012.

 

 

Chatib mengatakan BKPM mengarahkan minat investasi yang besar tersebut untuk masuk ke sektor bernilai tambah tinggi dan industri tujuan ekspor.

 

 

“Kami akan cari smart investment, yang ada dampak spillover-nya. Misalnya investasi dalam sektor makanan yang melakukan training petani juga,” katanya.

 

 

Adapun investasi industri bertujuan ekspor, lanjut Chatib, bisa mengurangi beban kenaikan investasi dari luar negeri pada defisit neraca berjalan Indonesia.

 

 

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan sebagian besar perusahaan yang mengajukan izin investasi di Indonesia ingin masuk ke sektor industri pertambangan dan barang konsumen.

 

 

Kenaikan daya beli konsumen domestik, jelasnya, masih merupakan daya tarik utama bagi investor luar negeri. (if)

 

 

 

 

Sumber