Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Investasi surat berharga perbankan nasional merosot

Recommended Posts

JAKARTA: Penyimpanan dana industri perbankan di Bank Indonesia dalam bentuk surat berharga, di luar obligasi rekap, rata-rata turun 4,71% selama Juni 2011.

 

Data Bank Indonesia (BI) menunjukan selama Mei 2011, penempatan dana dalam bentuk surat berharga, di luar obligasi rekap, mencapai Rp151,69 triliun.

 

Pada bulan berikutnya jumlah tersebut turun menjadi Rp144,54 triliun. Penurunan signifikan terjadi pada industri bank pembangunan daerah (BPD) sebesar 43,82%, dari Rp5,40 triliun pada Mei 2011 menjadi Rp3,03 triliun pada bulan berikutnya.

 

Selain BPD, penurunan industri perbankan lain tidak ada yang melebihi 10%. Penurunan paling tinggi kedua terjadi pada kegiatan usaha bank asing yang pada Mei masih menyimpan surat berharga sebesar Rp9,19 triliun, turun 8% menjadi Rp8,45 triliun pada Juni 2011.

 

Bank campuran menjadi industri ketiga terbesar uang menarik dananya dari surat berharta. Tercatat saat ini simpanan surat berharga bank campuran di BI hanya mencapai Rp5,16 triliun dari Rp5,49 triliun. atau turun 6.07%.

 

Penyimpanan surat berharga BUSN devisa juga mengalami penurunan 2,96% dari Rp78,05 triliun menjadi Rp75,73 triliun. Sementara bank-bank plat merah menarik 2,66% surat berharga menjadi Rp48,61 triliun dari Rp49,94 triliun.

 

Sementara BUSN non-devisa menjadi jenis bank yang paling sedikit menarik dananya dari surat berharga, yaitu hanya 1,74% atau turun dari Rp3,60 triliun menjadi Rp3,5 triliun.

 

Sebelumnya Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan Wimboh Santoso mengatakan penurunan penyimpanan dana dalam surat berharga dikarenakan industri perbankan menarik dana tersebut untuk penyaluran kredit.

 

"Ini perbankan memang menggunakan dana yang ditanamkan di SBI [sertifikat BI], term deposit, dan Fasbi [fasilitas BI] untuk mengalurkan kredit," ujarnya.

 

Menurut dia, pemindahan dana tersebut dapat memberi keuntungan bagi industri perbankan karena bunga kredit yang akan di dapat lebih tinggi dibanding bunga dari bank sentral. Namun, Wimboh optimistis likuiditas tetap terjaga meski terjadi penurunan. Terutama mengingat dana pihak ketiga masih bertambah.(mmh)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...