Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

CNKO: Cari Pinjaman Rp3,7 Triliun

Recommended Posts

JAKARTA: PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) mencari pinjaman bank komersial untuk mendanai proyek energi terintegrasi senilai Rp6 triliun melengkapi hasil dari rencana penawaran saham terbatas. 

 

Presiden Direktur EEI Henry Sitanggang mengatakan perusahaan energi terintegrasi tersebut tengah mengembangkan infrastruktur dan pembangkit listrik. 

 

"Ini proyek besar, nilainya sekitar Rp5 triliun-Rp6 triliun. Rencana kami Rp2,3 triliun diperoleh dari rights issue dan sisanya Rp3,7 triliun dari commercial bank," ujarnya pekan lalu. 

 

Henry yakin pihaknya dapat meraih pinjaman sebesar itu setelah proses rights issue selesai karena dana yang didapat akan masuk menjadi aset berupa anak perusahaan. 

 

Proyek yang energi integrasi yang direncanakan itu termasuk mengakuisisi sejumlah perusahaan melalui satu anak usaha dan pengembangan terminal batu bara (coal terminal). 

 

Menurutnya, ada 4 terminal batu bara yang akan dibangun plus pengembangan sebuah terminal yang sudah ada di Tanah Laut, Kalimantan Selatan. 

 

"Saat ini kapasitas yang sudah ada di Tanah Laut adalah 3 juta ton batu bara. Kami ingin mengembangkan hingga 10 juta ton dan targetnya 15 bulan jadi awal 2014 selesai," ujarnya. 

 

Selain itu, EEI mengembangkan tiga unit pembangkit listrik dengan kapasitas masing-masing 2x7 MW, di tiga lokasi, yaitu Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), Rengat (Riau), dan Tembilahan (Riau). 

 

Per tanggal 14 Oktober 2011, pembangkit listrik yang berlokasi di Pangkalan Bun secara resmi sudah beroperasi secara komersial, tetapi dua pembangkit listrik lainnya hingga saat ini masih dalam proses pembangunan, dan diperkirakan selesai 2014. 

 

Henry mengatakan investasi untuk PLTU Rengat dan Tembilahan mencapai US$42 juta dan hingga kini baru 40% yang sudah dikeluarkan. 

 

Rights issue 

 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, perusahaan ini berencana meraup dana Rp2,7 triliun dari rights issue. Sebagian dana tersebut, yaitu Rp2,3 triliun akan digunakan untuk akuisisi perusahaan batu bara PT Energi Batubara Indonesia dan sisa Rp400 miliar untuk belanja modal. 

 

Adapun proses rights issue emiten berkode CNKO ini diharapkan selesai pada akhir Oktober setelah terganjal masalah keterlambatan dokumen di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). 

 

Terkait dengan penawaran saham itu, Henry mengatakan pihaknya masih mencari investor strategis termasuk Huadian Power International Corporate Limited, sebuah perusahaan dari China yang ingin menanamkan modal. 

 

"Kami memang mencari strategic investor, termasuk Huadien dan ada beberapa investor lain untuk long term contract. Kami harus memastikan penjualan baik untuk PLN maupun ekspor," ujarnya. 

 

Menurutnya, EEI dan Huadian telah meneken nota kesepahaman untuk kerja sama meski belum ada rincian lebih lanjut bentuk konkritnya. 

 

Perusahaan saat ini terlibat dalam perdagangan batu bara dan pasokan listrik untuk 19 PLTU milik PT Perusahaan Listrik Negara. Sebagian besar pendapatan didapat dari penjualan batu bara. 

 

Per Juni 2012, aset perusahaan mencapai Rp1,8 triliun dan ekuitas Rp888 miliar. Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini EEI meraup pendapatan Rp632,5 miliar, naik 46,2% dari Rp432,4 miliar periode sama tahun lalu. Di saat yang sama, laba bersih tercatat Rp49 miliar, naik 22,5% dari Rp40 miliar. (07/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...