Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PASAR INDONESIA: Awas, Produk asing bakal banjir

Recommended Posts

JAKARTA:  Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengkhawatirkan produk asing akan membanjiri Indonesia karena tingginya konsumsi domestik yang secara akumulatif dalam 20 tahun mendatang nilainya mencapai US$36 triliun.

 

"Jika produsen lokal tidak mampu memenuhi permintaan domestik yang sangat besar, maka produk asing akan membanjiri Indonesia dan kita tidak akan menjadi tuan rumah di negara sendiri," kata Gita saat menghadiri Temu Akbar Alumni Institut Teknologi Surabaya di Jakarta, Sabtu (20/10/2012.

 

Ia menjelaskan, konsumsi domestik yang tinggi, mencapai 60%  dari total produk domestik bruto (PDB), memang di satu sisi telah menyelamatkan ekonomi Indonesia dari dampak krisis global yang dimulai di Amerika Serikat pada 2008 dan Eropa pada 2011.

 

Faktor itu membuat ekonomi Indonesia tetap tumbuh sekitar enam persen sementara Amerika Serikat kesulitan hanya untuk tumbuh dua persen.

 

Namun di sisi lain, konsumsi domestik yang tinggi justru membuat pasar Indonesia menjadi tujuan baru barang-barang dari negara yang sebelumnya bergantung pada pasar Amerika Serikat dan Eropa.

 

"Data menunjukkan bahwa transportasi peti kemas ke Eropa berkurang 20%  pada tahun lalu, ini menunjukkan benua yang sebelumnya menjadi tujuan ekspor itu kini tidak mampu membeli barang-barang dari negara lain," kata Gita.

 

Akibatnya, barang-barang dari negara eksportir besar seperti China yang berpindah haluan menuju pasar-pasar baru yang tumbuh pesat seperti Indonesia. Total impor Indonesia pada 2011 lalu adalah US$177,30 miliar  atau sekitar 18%  dari PDB.

 

Selain menyebabkan tingginya angka impor, komsumsi domestik yang sangat tinggi, menurut Gita, juga menyebabkan banyaknya barang-barang murah di bawah mutu standar yang masuk ke Indonesia.

 

"Sudah banyak produk impor yang melanggar standar nasional Indonesia (SNI), hal ini disebabkan karena masyarakat lebih menyukai barang murah tanpa memperhatikan mutu," kata dia.

 

Menurut Gita, kondisi tersebut harus segera disikapi dengan tepat karena jika dibiarkan, masyarakat Indonesia hanya bisa bangga menjadi pengekspor bahan mentah seperi batu bara atau kelapa sawit yang tidak mempunyai nilai tambah.

 

Pemerintah dalam keterangan Gita sedang menyiapkan strategi hilirisasi untuk menciptakan produk-produk lokal yang dapat memenuhi sebagian besar konsumsi domestik.

 

Dari sisi fiskal, strategi tersebut antara lain adalah insentif 'tax holiday' (membebaskan suatu perusahaan dari kewajiban membayar pajak dalam kurun waktu tertentu) kepada badan usaha manufaktur baru dengan investasi minimal satu triliun rupiah.

 

Sementara dari sisi non fiskal, pemerintah terus berupaya memperketat impor barang-barang dengan mutu di bawah standar nasional.

 

Dua upaya tersebut, menurut Gita, dapat menghidupkan industri dalam negeri yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik sekaligus ekspor ke luar negeri.(Antara/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...