Jasa Ekspedisi Jakarta Nabire Kirim Barang Laut Cepat & Aman

[Parno Pemilik Lapak 0]

WASHINGTON: Kinerja penjualan ritel di Amerika Serikat naik signifikan pada September dipicu meningkatnya belanja masyarakat untuk berbagai keperluan termasuk menjelang liburan akhir tahun.

 

Perkembangan ini atas pengeluaran konsumen tersebut diharapkan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.

 

Data AS lainnya pada Senin menunjukkan perekonomian belakangan merasakan efek dari penurunan pertumbuhan global terutama dirasakan oleh aktivitas industri manufaktur di negara bagian New York hingga bulan ini.

 

Padahal belanja konsumen tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi terbesar AS dan harapan untuk kuartal ketiga semakin membaik setelah Departemen Perdagangan melaporkan adanya peningkatan 1,1% dalam penjualan ritel selama September.

 

Kinerja di atas yang berbeda dengan perkiraan analis sebelumnya diperhitungkan berdasarlam sinyal lain dari  momentum pertumbuhan ekonomi, termasuk penurunan tingkat pengangguran pada bulan lalu dan peningkatan kepercayaan konsumen.

 

"Aliran berita tentang ekonomi AS terus membaik," kata Chris Williamson, ekonom Markit di London, tulis Reuters.

 

Macroeconomic Advisers, sebuah perusahaan analis, menaikkan prospek untuk laju pertumbuhan kuartal ketiga ekonomi menjadi 1,9%, naik dari analisa sebelumnya.

 

Rincian laporan penjualan ritel menunjukkan kekuatan yang meluas di luar penjualan otomotif, bensin dan bahan bangunan. Belanja konsumen bulan lalu diperhitungkan naik 0,9%, jauh di atas ekspektasi.

 

Pasar AS mengalami perkembangan mengejutkan terkait pertumbuhan kinerja ritel pada September yang lebih cepat dari perkiraan ekonom, dipicu kenaikan pemasaran mobil hingga iPhone.

 

Perkembangan ini menunjukkan permintaan yang cenderung terus meningkat dari konsumen menjelang liburan akhir, tulis Bloomberg.

 

Departemen Perdagangan menyatakan pertumbuhan ritel sebesar 1,1% pada September diperhitungkan menjadi kinerja terbaik sejak akhir 2010.

 

Padahal perkiraan sedikitnya 77 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan kenaikan paling tinggi 0,8%. (ra) (grafis: Bloomberg.com)

 

 

 

Sumber