Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

BRUSSELS: Uni Eropa akan memperkuat sanksinya atas industri senjata Suriah dan melarang lebih banyak pejabatnya bepergian ke Eropa guna memperketat akses Presiden Bashar al-Assad ke uang kontan, kata beberapa diplomat, Kamis (11/10).

 

Mereka mengatakan pemerintah Uni Eropa telah mencapai kesepakatan awal mengenai tindakan yang dimaksudkan guna mecegah Bashar memperoleh uang, yang diperlukan untuk mendanai militernya dan upaya pemerintahnya selama 19 bulan untuk memadamkan perlawanan rakyat terhadap kekuasannya.

 

Sanksi baru itu akan secara resmi disahkan dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg pada Senin (15/10) dan akan ditujukan kepada pemerintah, industri militer dan perusahaan penerbangan Suriah, kata mereka.

 

Tindakan tersebut diambil saat Barat berusaha menghasilkan penyelesaian yang akan mengakhiri kerusuhan di Suriah, atau merancang sanksi yang dapat memiliki dampak berarti pada pemerintah Suriah dan memaksanya menghentikan kekerasan terhadap pemrotes.

 

Sebanyak 30.000 orang telah tewas selama pertempuran lebih dari 18 bulan. Babak baru sanksi Eropa --yang ke-18-- akan melarang perusahaan Eropa mengimpor senjata dari Suriah, serta mengangkut atau melakukan penjualan ke Suriah, sehingga menuntaskan embargo penjualan senjata ke Damaskus.

 

"Ini sudah disepakati," kata seorang diplomat Uni Eropa sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat pagi.

 

Berdasarkan tindakan tersebut, perusahaan penerbangan Suriah tak lagi diperkenankan mendarat di bandar udara Eropa.

 

Sebanyak 28 orang lagi, termasuk menteri pemerintah yang belum dikenakan sanksi, akan terkena larangan bepergian ke Eropa dan aset mereka di negara Eropa dibekukan.

 

Pemerintah Uni Eropa juga berencana mempertahankan sanksi terhadap orang yang telah dimasukkan ke dalam daftar sanksi sebagai menteri pemerintah tapi telah berpindah pekerjaan, dalam upaya mempertahankan tekanan keuangan atas Bashar. (Antara/Bsi)

 

 

 

Sumber