Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BUMI dan Kritik atas Filosofi Aburizal Bakrie

Recommended Posts

Tiga tahun lalu, di Bisnis Indonesia saya menyatakan kurang setuju dengan Bapepam-LK yang menganggap selesai pemeriksaan masalah material atau tidaknya terkait mega akuisisi Bumi Resources (BUMI).

 

Saya mengusullan agar hal tersebut diputuskan melalui RUPS independen. Saya juga mengatakan (sebagai investor bermodal pas-pasan) telah menjual saham BUMI sampai menemukan nilai ekonomis baru. Sejak saat itu saya masih belum secara serius melihat BUMI sebagai lahan investasi jangka menengah-panjang.

 

Ketika mendengar bahwa (salah satu pemegang saham) Bumi Plc akan melakukan pemeriksaan terhadap Bumi Resources, maka radar otak kiri saya serentak bergetar. Saya berharap ini bukan sekedar gertak sambal untuk memperoleh nilai tawar yang lebih baik.

 

Namun saya sadar masalah bisnis biasanya selesai dengan cara bisnis pula. Tetapi seandainya ada pemegang saham independen lain yang kurang setuju, bisa ditempuh melalui jalur pengadilan, apalagi masalah ini diliput secara luas di media ternama dunia.

 

Perkenankanlah saya mengkritik filosofi Bapak Aburizal Bakrie, yaitu jangan berdiri di tempat gelap, karena bayang-bayangpun tidak mau bersama kita. Kalau BUMI adalah emas yang sesungguhnya, di mana pun berada tidak perlu cemas, emas akan tetap bersinar dengan beribu bayang-bayang. Filosofi kedua, bahwa utang tidak akan pernah membuat kita miskin. Bagi minoritas seperti kami, ini sangat menyakitkan. Utang di emiten grup Bakrie telah membuat kami miskin, mohon maaf Bapak, debt is intrinsically immoral.

 

DJOKO SANTOSO SOENOE

Aktivis Investor Publik

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...