Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SANAULLAH: Es itu Telah Meleleh

Recommended Posts

JAKARTA: Hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia dan Pakistan diakui belum sebesar potensi yang ada.

 

Untuk mengetahui seberapa besar potensi Pakistan dan bagaimana Indonesia di mata Pakistan, Bisnis mewawancarai Duta Besar Republik Islam Pakistan Sanaullah. Berikut petikannya.

 

Bagaimana Anda melihat hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Pakistan?

 

Pada dasarnya, nilai perdagangan tidak terlalu besar tapi sangat potensial.

 

Sayangnya, kedua belah pihak belum mampu mengoptimalkan potensi yang ada. Namun, hubungan bilateral telah tumbuh 45% hingga 48% dalam 3 tahun terakhir.

 

Tahun lalu, perdagangan kedua negara mencapai US$900 juta hingga US$1 miliar.

 

Angka ini masih sangat kecil mengingat potensi yang ada. Sejak kita telah menandatangani kesepakatan kerja sama perdagangan, kami sangat yakin dan berharap nilai perdagangan bilateral akan melampaui US$2 miliar hingga US$3 miliar.

 

Alasan mengapa kami sangat optimistis adalah jika kita melihat data perdagangan pada 2008-2009.

 

Kita tidak melihat adanya buah sebagai komoditas yang diperdagangkan. Tahun lalu, kami mengimpor jeruk sebesar US$6 juta.

 

Jika melihat data 2009-2010,Anda tidak akan menemukan ekspor Pakistan berupa broken rice dan gandum. Namun, pada 2011, kita melihat data yang sangat baik ketika terdapat perdagangan senilai US$13 juta hingga US$14 juta atas komoditas ini.

 

Jika Anda menemui saya  2 tahun yang lalu, saya tidak akan menyebutkan tembaga. Kini tembaga kami ekspor ke sini sekitar US$14 juta. Ini adalah tren yang positif.

 

Kami yakin bisa tingkatkan nilai perdagangan dengan memaksimalkan potensi yang belum kita garap sebelumnya. Jadi es telah meleleh. Ada cukup pertanda bahwa perubahan telah terjadi. Ini baik untuk kedua negara.

 

Sektor apa yang paling potensial untuk dikembangkan ke depannya?

 

Sektor perdagangan yang paling sukses selama ini adalah tekstil. Tekstil membutuhkan bahan seperti benang. Sebagian besar bahannya Anda impor untuk diolah oleh manufaktur di sini untuk dijual kembali sebagai ekspornya Indonesia.

 

Menurut saya, sektor yang tumbuh seharusnya bukan hanya tekstil.

 

Kami telah mengembangkan produk pertanian  kami, terutama buah-buahan, bukan hanya jeruk tapi juga mangga, aprikot, dan apel.

 

Kita juga bisa meningkatkan kerja sama perdagangan terkait dengan agenda ketahanan pangan yang diusung Indonesia ketika kami bisa menyediakan beras, gandum, tepung gandum, dan beras dengan tingkat kepatahan penuh untuk Indonesia.

 

Bagaimana dengan perdagangan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)?

 

Anda tidak lagi menjual CPO kepada kami, melainkan minyak sawit olahan. Anda mengolahnya menjadi minyak goreng. Dengan meratifikasi PTA ini, Anda dapat menjual minyak goreng anda dengan harga yang sama dengan mitra FTA kami, yakni Malaysia.

 

Ini adalah konsesi yang sangat besar. Dan kami akan memberikannya kepada Anda bukan dari tahap permulaan, melainkan dari tahap yang telah kami capai dengan Malaysia.

 

Tahun ini, Indonesia telah mengekspor sekitar US$640 juta minyak goreng. Tahun lalu US$960 juta. Kualitas minyak sawit Indonesia juga sangat bagus untuk memasak karena tumbuhan sawit di sini sudah dewasa tapi belum terlalu tua.

 

Anda juga punya lebih banyak produksi. Tahun ini sekitar 27 juta metrik ton.

 

Malaysia justru menurunkan produksinya dan tidak mungkin meningkatkan produksinya karena mereka hanya mengganti tanaman baru dan memperbaiki praktik perkebunannya.

 

Ada banyak prospek untuk Anda karena penduduk Pakistan mencapai 180 juta orang.

 

Afghanistan dan Iran telah bergantung kepada kami untuk memenuhi ke butuhan karena Afghanistan kering dan Iran tertutup.

 

Indonesia perlu mempertimbangkan kembali tujuan ekspornya. Dengan potensi-potensi yang telah saya sebutkan, Pa kis - tan dapat menjadi pasar terbesar bagi negara Indonesia.

 

Ada potensi meningkat ke arah kerja sama yang lebih komplet?

 

Jika kita telah menandatangani dan meratifikasi PTA, kita dapat mengambil langkah awal menuju tahap berikutnya yakni FTA.

 

Namun, kalau comprehensive partnership itu tidak hanya soal perdagangan dan saya melihat ada arah ke sana.

 

Kita dapat menyaksikan banyak orang Pakistan yang datang ke sini. Mereka kini sudah masuk ke sejumlah sektor di antaranya furniture dan kelapa sawit.

 

Mereka membeli di sini untuk dijual ke negara lain. Makin banyak orang Pakistan berdatangan ke Indonesia.

 

Banyak pensiunan Pakistan yang kebanjiran dana setelah bekerja di perusahaan jasa keuangan ingin berpartisipasi dalam pemulihan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

 

Menurut saya, mereka lah yang akan meningkatkan persaudaraan antara kedua negara. Merekalah harapan saya.

 

Apakah ada orang Indonesia yang berinvestasi di sana?

 

Ini adalah mandat saya. Ba nyak orang Indonesia yang sudah menunjukkan ketertarikannya terutama di sektor pembangkit listrik, mie instan, dan produk makanan lainnya, serta tekstil.

 

Bahkan ada yang membuka restoran dan jasa perawatan kesehatan dan spa ala Bali di sana. Banyak yang sudah mereka lakukan tapi dalam skala

kecil.

 

Apa upaya Anda untuk mempertemukan komunitas pebisnis dari kedua negara?

 

Sebenarnya saya telah menemui Menlu Marty Natalegawa  untuk membahas upaya ini. Kami sepakat untuk membentuk dewan bisnis.

 

Dubes Indonesia untuk Pakistan juga mendapatkan mandat yang sama dan dia lebih berhasil ketimbang saya. Dia telah melantik dewan bisnis Pakistan Indonesia di Karachi.

 

Saya belum seberhasil itu. Saya telah berkonsultasi dengan Kadin untuk membentuk dewan bisnis.

 

Penting untuk membentuk dewan ini agar dapat mempertemukan para pebisnis dan diskusi ke arah sana terus berlanjut.

 

Apa yang membuat Indonesia sangat potensial di mata Anda?

 

Hal pertama adalah ukuran negara. Ada permintaan yang besar akan pangan.

 

Indonesia sudah mencatatkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam 10 tahun terakhir. Pada 2030 bahkan diprediksi menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

 

Jika Anda melihat Pakistan, Pakistan adalah negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia. Lokasinya juga strategis. Konsumsi domestiknya masih sangat besar.

 

Kami juga terhubung secara geografis dengan lima Negara seperti Rusia dan Iran lalu jalanan dari kami bisa terus menyambung hingga China, Oman, Saudi Arabia.

 

Anda bisa memanfaatkan ini karena fasilitas pasar kami baik. Buruh kami sangat baik, murah, dan produktif.

 

Perusahaan Anda bisa memanfaatkan ini semua. Anda dapat membangun manufaktur di sana. Perlakuan kami ke perusahaan asing dan nasional sama baiknya. Kami telah bergabung dengan WTO sejak 1948.

 

Kami telah membuka ekonomi kami seperti India yang baru membuka ekonominya untuk mengundang investasi asing. Jadi prospek nya tidak terbatas. Potensinya siap dimaksimalkan.

 

Bagaimana dampak krisis utang dan perlambatan dunia terhadap Pakistan?

 

Negara-negara di dunia kini semakin terhubung. Kalau ada masalah di suatu negara dapat berdampak ke negara-negara lain. Sulit untuk meloloskan diri.

 

Bahkan meskipun sebagian besar perekonomian di Asia Pasifik tidak terpengaruh tapi perdagangan kena dampaknya.

 

Saya dapat melihat bagaimana kinerja ekspor Anda turun.

 

Pemerintah juga terdesak. Inilah alasan utama untuk semakin memfokuskan ekonomi Indonesia kepada negara seperti kami.

 

Dalam menghadapi krisis ada baiknya meningkatkan fokus perdagangan ke negara lain.

 

Kenapa tidak? Anda kan tidak boleh menaruh seluruh telur Anda dalam satu keranjang.

 

Berapa target perdagangan antarkedua negara?

 

Pada tahun lalu, perdagangan mencapai lebih dari US$1 miliar.

 

Pada akhir tahun ini, jika proses ratifikasi PTA selesai, saya menargetkan kurang lebih US$2 miliar.

 

Jika kita mampu menandatangi PTA dan siap melanjutkan ke FTA, perdagangan akan meningkat pesat karena perekonomian kita saling melengkapi.

 

Kedua negara punya banyak produk potensial yang besar. Kita tinggal mempertemukan para pebisnis sehingga mereka akan saling membangun kepercayaan dan saling mengevaluasi.

 

Para eksportir kami terpercaya. Perbankan kami sangat transparan.

 

Saya tidak bilang kami bebas dari korupsi, tapi birokrasi kami sangat efisien, patuh kepada hukum internasional, terbiasa dengan tata kelola industri yang baik, dan kami terkenal dengan mekanisme penyelesaian persengketaan yang baik.

 

Serta kemampuan komunikasi yang lumayan sehingga Anda tidak akan men dapatkan masalah komunikasi.   (ra)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...