Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EDITORIAL BISNIS: Konsisten Membenahi BUMN

Recommended Posts

Tentu menarik mengamati ratusan anggota di????reksi dan komisaris badan usaha milik negara mengenakan pakaian dinas harian seperti pa????kaian sehari-hari karyawan tingkat terendah di ma???sing-masing perusahaan yang mereka pimpin.

Hal unik itu mewarnai kegiatan Rapat Koordi?na???si BUMN dengan Presiden yang berlangsung di Yogyakarta sejak kemarin dan diikuti oleh lebih dari 400 direktur dan komisaris BUMN.

 

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut penggunaan seragam semacam ini sebagai upaya untuk membangun iklim kerja di lingkungan BUMN.

 

Kita menghargai inisiatif yang tampaknya sederhana namun mengena dan langsung terlihat se???ma??cam ini. Akan tetapi, hal-hal yang lebih men??da??sar tentu saja tidak boleh terlupakan. ?

 

Ada banyak hal yang harus dibenahi dari BUMN yang jumlahnya, paling tidak secara administratif, lebih dari 140 perusahaan. Sebagai buktinya, sebuah pertanyaan sederhana mengenai apa peran dan fungsi sebuah BUMN sering menuai jawaban panjang.

 

Jawaban atas pertanyaan semacam itu pun bi???a??sanya diiringi dengan perdebatan yang melebar ke arah cara pengelolaan BUMN, persaingan, serta pe???ran negara sebagai regulator dalam bisnis sekaligus pemilik saham.

 

Misalnya, jika BUMN terlalu menekankan fungsi strategisnya lalu seolah-olah boleh untuk kurang pe???duli pada praktik bisnis yang sehat, tidak menjadi ma???salah merugi terus-menerus serta tidak efisien.

 

Akan tetapi, jika terlalu menekankan pemikiran bisnis mur???ni, terbentur pada ke???nyataan bahwa BUMN tertentu diberi hak mengelola komoditas strategis, masih memegang hak isti?me?wa seperti monopoli, serta menyangkut hajat hidup orang banyak.

 

Pada masa lalu bahkan ada pula stigma bahwa BUMN yang menguntungkan merupakan ?sapi pe???rah? bagi kepentingan penguasa atau elite politik tertentu. Beberapa hal di atas adalah bagian dari apa yang kita harapkan untuk dibenahi.

 

Kita mafhum bahwa jumlah BUMN sangat banyak. Bidang usahanya pun beragam, kondisi ke???u??angannya berbeda-beda, dan skala usahanya pun tidak sama. Jadi, tidak adil jika kita melakukan ge???neralisasi alias gebyah uyah dalam penilaian ter???hadap masing-masing BUMN.

 

Pernyataan Menteri yang membagi BUMN da???lam tiga kelompok besar layak disimak. Kelompok pertama adalah penjaga ketahanan nasional, dan ke???lompok kedua mesin pertumbuhan. Adapun ke???lompok lainnya yakni BUMN yang memiliki ke???pe??loporan teknologi dan daya yang mampu bersaing secara internasional.

 

Pengelompokan semacam ini kita harapkan me???mudahkan assessment dan menentukan langkah pembenahan serta optimalisasi. Hal tersebut juga akan memuluskan upaya perampingan, pengga?bungan, atau pengurangan BUMN yang dianggap tidak layak dipertahankan.

 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam arah?annya menekankan agar BUMN bekerja riil, efi?si??en, dan efektif. Presiden juga tidak keberatan BUMN mati suri yang jumlahnya sekitar 30 perusahaan, untuk tidak dipertahankan.

 

Sebagai bentuk dukungan terhadap optimalisasi BUMN Presiden juga berjanji akan mendukung dari sisi regulasi. Kita layak menghargai langkah-langkah ini. Namun perlu diingat bahwa berbagai langkah ini memerlukan proses yang panjang dan memakan waktu lama. Jadi, wajar bila kita berharap hal ini efektif dijalankan secara berkesinambungan.

 

Di sisi lain, upaya untuk memperbanyak BUMN yang meramaikan lantai bursa perlu dilanjutkan. Per??lu ada terobosan agar target yang ditetapkan tidak lagi meleset seperti yang terjadi pada tahun ini. Kon???sis???ten?si merupakan salah satu kunci yang harus dipenuhi.

?

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...