Aturan Berlaku Saldo Minimum Bank Mandiri-BRI-BNI, Ada yang Rp 1 Juta

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA?Indeks harga saham gabungan pada perdagangan Kamis (11/10) diprediksi bergerak mixed dengan kecenderungan konsolidasi.

 

Menurut analis eTrading Securities Budi Budday, secara teknikal, penurunan indeks pada perdagangan kemarin mendorong IHSG memasuki tahap konsolidasi.

 

?MACD Histogram mengalami penurunan dan stochastic juga mengalami hal yang sama, sehingga kami melihat bahwa konsolidasi IHSG masih berlanjut,? katanya, Rabu (10/10).

 

Angka support dan resistance akan berada di rentang 4.200-4288. Budi merekomendasikan buy on weakness terhadap saham-saham GGRM, UNVR, TLKM, ITMG, ASII, dan SMGR.

 

Pada penutupan Rabu (10/10), IHSG ditutup stagnan dengan penurunan tipis sebesar 0,24 poin menjadi 4.280. Adapun indeks Bisnis-27 juga ditutup datar di level 368,92 dengan kenaikan tipis sebesar 0,28 poin.

 

Nilai transaksi dibukukan mencapai Rp4,14 triliun dengan volume perdagangan sebesar 3,78 miliar. Sementara itu, investor asing mencatat beli bersih Rp120 miliar.

 

Indeks sektoral bergerak mixed dengan kenaikan terbesar diperoleh indeks sektor konsumer sebesar 0,82% dan koreksi terjadi pada sektor pertambangan 0,71%.

 

Saham-saham yang menempati top gainers antara lain GGRM (+3,41%), PGAS (+1,76%), ICBP (+2,94%), INTP (+1,47%), dan KLBF (+2,08%).

 

Sementara itu saham-saham yang menempati top losers antara lain BBRI (-1,30%), ASII (-0,62%), BYAN (-3,51%), BBNI (-1,29%), dan UNVR (-0,38%).

 

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hampir tidak bergerak kemana-mana pada perdagangan kemarin.?

 

Kuatnya tarik menarik antar sentimen negatif dan positif menyebabkan indeks bergerak stagnan.

 

Tekanan telah terasa sejak awal pembukaan namun sedikit demi sedikit indeks mencoba merangkak naik, meskipun di akhir penutupan masih melemah.

 

Setelah Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global, IMF melakukan hal yang sama. IMF merevisi pertumbuhan ekonomi dunia hanya tumbuh 3,3% pada tahun ini, lebih kecil dari proyeksi sebelumnya 3,5%.

 

Proyeksi tersebut bisa dikatakan juga proyeksi terendah IMF sejak resesi 2009 silam. (faa)

 

 

 

Sumber