Dukung Pemulihan, Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Aceh Tamiang

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

NEW YORK - Dana Moneter International (International Monetery Fund/IMF) menilai defisit pemerintah Indonesia pada 2011 memang lebih rendah dari yang diharapkan, yakni 1,1 persen dari Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut, mencerminkan underspending, terutama pada investasi publik.Sementara pada 2012, defisit pemerintah pusat diperkirakan 2,0 persen dari PDB, lebih rendah dari APBNP yang diperkirakan sebesar 2,2 persen dari PDB.

 

"Hal ini diasumsikan jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak akan disesuaikan pada 2012," ungkap IMF dalam laporan tertulisnya, Selasa (9/10/2012).

 

IMF menilai defisit anggaran yang rendah tersebut, lantaran ketidakmaksimalan pemerintah juga dalam menyerap anggaran. Meski begitu, pertumbuhan fiskal pada 2013-2017 diproyeksikan sangat tergantung dengan kebijakan yang akan diambil pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

 

Menurut IMF, implementasi untuk menekan anggaran dapat dilakukan dengan cara efektifitas kebijakan fiskal, mengurangi subsidi energi seara bertahap melalui kenaikan harga, dan untuk menciptakan ruang untuk pembangunan infrastruktur.

 

Sekadar informasi, pemerintah dalam APBN-P memperkirakan defisit akan berada di kisaran 2,23 persen. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sendiri mencatat APBN-P 2012 telah defisit sebesar Rp70 triliun per 28 September 2012.

 

Namun, realisasi belanja barang tahun ini lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi belanja barang tahun lalu. Per 28 September, belanja barang yang terealisasi baru 39,3 persen atau Rp 73,2 triliun. Sementara pada tahun lalu, realisasi belanja barang sebesar 42,8 persen atau Rp 61,1 triliun.

(mrt)

 

 

 

Sumber