Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

HARGA CPO: Indonesia-Malaysia akan atur suplai

Recommended Posts

JAKARTA: Dua produsen CPO terbesar di dunia --Indonesia dan Malaysia-- sepakat mengatur suplai komoditas itu agar penurunan harga komoditas itu tidak terus berlanjut.

 

Menteri Pertanian Suswono mengatakan dalam pertemuan dengan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Tan Sri Bernard Dompok membahas terkait penurunan harga sawit yang berlangsung dari pekan keempat September 2012.

 

"Dalam pembicaraan ini dibahas soal penurunan harga sawit. Kita [indonesia dan Malaysia] akan mengatur suplai [CPO], mekanisme suplai, supaya harga tidak terus jatuh," ujarnya dalam Konferensi Pers Pertemuan Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Merespon Penurunan Harga Sawit, Senin? (8/10/2012).

 

Harga CPO saat ini turun drastis mencapai US$700-US$800 per ton dibandingkan dengan sebelumnya mencapai US$1.100 per ton. Indonesia dan Malaysia menguasai produksi sawit 90% dari produksi dunia.

 

Suswono memaparkan Indonesia dan Malaysia sepakat agar harga sawit stabil dan kedua negara memperoleh harga yang bagus. "Oleh karena itu, pengaturan suplai akan dilakukan."

 

Menurutnya, dalam jangka panjang kedua negara akan memperkuat kerja sama dalam merespon hambatan-hambatan sawit di pasar dunia. Sebagai contoh di Prancis ada peningkatan label produk yang tidak mengandung minyak sawit, karena minyak sawit berkontribusi terhadap degradasi lingkungan dan risiko kesehatan.

 

"Jangka panjang, kita akan menangani kasus atau isu lingkungan dan kesehatan yang selalu disuarakan konsumen. Kita akan menangkal isu itu."

 

Pada 2011, Malaysia memproduksi sawit 18,9 juta ton dari lahan seluas 5 juta hektare. Sementara itu, produksi CPO Malaysia pada tahun ini diprediksikan turun menjadi 18 juta ton. Produksi minyak sawit Indonesia pada tahun ini diprediksikan 22,6 juta ton dengan luas lahan 8,9 juta ha.

 

Menteri Industri Pertanian dan Komoditas Malaysia Tan Sri Bernard Dompok mengatakan harga sawit turun akhir bulan lalu.

 

"Saya rasa situasinya berbeda di Malaysia dan Indonesia. Di Malaysia akan mengurangi perluasan kelapa sawit yang ditanam. Kalau dilihat kita punya 300.000 ha sawit yang berumur lebih dari 25 tahun, sudah masanya dipotong dan ditanam lagi [replanting]," ujarnya.

 

Dia menuturkan selain replanting perkebunan sawit, pihaknya juga akan mendorong peningkatkan penggunaan sawit sebagai bahan biodiesel.

 

Jika kebijakan peningkatan penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel itu, pada tahun ini bisa meningkat menjadi 500.000 ton CPO dibandingkan dengan tahun lalu 200.000 ton. "Kita ingin menambahkan penggunaan biodiesel. Penggunaan sawit ini merupakan sebagian dari apa yang dicadangkan ini."

 

Mentan Suswono mengakui sampai saat ini belum ada solusi untuk mengatasi penurunan harga sawit. Hal yang pasti, katanya, soal krisis di Eropa dan China yang menyebabkan pelemahan permintaan. "Jadi kita terus melihat penyelesaian krisis yang terjadi, tentu Indonesia sudah mendorong agar hilirisasi dipercepat, termasuk ke depan, biofuel ditingkatkan."

 

Dia menuturkan kedua negara ingin ada kesepahaman dalam mengatur harga sawit, karena selama ini harga komoditas itu ditentukan oleh konsumen.

 

Namun, solusi menangkal penurunan harga sawit agar tidak terus berlanjut, katanya, akan dibicarakan oleh masing-masing. "Tekhnis masing-masing, Malaysia akan bicara di kabinet, kami bicara di Menko Perekonomian, bagaimana langkah-langkah untuk menjaga agar harga tidak jatuh."

 

Suswono menambahkan pihaknya juga masih menunggu soal perkembangan harga sawit apakah dalam waktu dekat dapat kembali naik ke harga normal.

 

Apalagi, di Eropa akan memasuki musim dingin yang diharapkan permintaan minyak sawit akan meningkat.(msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...