Telegram @ChristopherWordsmith Buy LSD,Cocaine,Weed, Marijuana,Hash,MDMA,Xanax,Glocks,Percocet In Budapest

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: PT Pertamina (Persero) menggandeng Toyota untuk lebih mengembangkan produk pelumasnya di pasar Jepang.

 

Dalam acara gathering konsumen pelumas di Jepang, Sabtu (6/10/2012), Pertamina mengundang Mr. Masahiro Nanomi, President Director of Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk lebih mendorong produk Pertamina kepada konsumen Jepang.

 

Nanomi memberi penjelasan atas pengalaman Toyota di Indonesia dalam menggunakan produk dan bekerja sama dengan Indonesia.

 

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan untuk menjadi perusahaan energi berkelas dunia, Pertamina mengintegrasikan bisnis hulu dan hilir, termasuk bisnis pelumas yang saat ini sedang ekspansi agresif ke luar negeri.

 

"Tentunya bisnis pelumas kami juga harus berstandar world class. Pelumas Pertamina kini sudah dapat ditemui di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, kami mendominasi pasar sampai dengan 60%," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers hari ini, Sabtu (6/10).

 

Karen menjelaskan pelumas Pertamina saat ini bisa ditemui di 22 negara termasuk Australia, Uni Emirat Arab, China, Singapura, Myanmar, dan Pakistan.

 

"Selama 2? tahun terakhir, pasar Jepang sangat menjanjikan untuk produk pelumas Pertamina," ujar Karen.

 

Saat ini Pertamina bekerja sama dengan Inoa Shouji sebagai exclusive country distributor. Bersama-sama dengan Inoa Shouji, Pertamina sudah memasok 10 branch Department Store NAFCO yang berlokasi di Selatan Jepang.?

 

Karen mengatakan produk pelumas Pertamina telah menerima sertifikat standar internasional seperti API (Amerika Serikat), ACEA (European Automobile Manufacture), dan JASO (Japanese Automotive Standards Organization).

 

Selain itu, produk-produk pelumas Pertamina juga telah mendapat pengkuan dari berbagai pabrikan otomotif seperti Mercedes Benz, Volvo, Toyota, Caterpillar, Komatsu, dan sebagainya.

 

"Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, kami menjalankan kontrol yang ketat dalam proses produksi pelumas," tambah Karen.(msb)

 

 

 

Sumber