Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

TARIF LISTRIK: Kenaikan picu harga bahan baku industri TPT

Recommended Posts

Dampak Penaikan Tarif Tenaga Listrik terhadap Industri TPT

 

Jenis

 

Penaikan (%)

 

Purified thereptalat acid

 

5

 

Serat

 

10

 

Benang

 

15

 

Kain

 

20

 

Garmen

 

25

 

Sumber: Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi), diolah

 

JAKARTA: Rencana penaikan tarif tenaga listrik sebesar 15% pada awal tahun depan diproyeksikan akan berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku sektor industri tekstil dan produk tekstil.

 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wirawasta, mengatakan kebijakan tersebut dipastikan membuat industri TPT dalam negeri semakin terpuruk.

 

Biaya energi di?sektor produksi serat buatan dan benang filamen mencapai 15%?20% dari total struktur biaya produksi.

 

Salah satu bahan baku yang dipastikan naik adalah purified thereptalat acid (PTA). Hal itu disebabkan permintaan dan suplai di dalam negeri saat ini cenderung mengalami defisit.

 

Menurutnya, saat ini Kawasan Asia Pasifik cenderung defisit karena diikuti China yang masih defisit sekitar 3 juta ton.

 

?Kita tidak akan punya pilihan impor ketika harga PTA dalam negeri lebih mahal karena penaikan TTL ini,? katanya, Kamis (4/10/2012).

 

Dia menjelaskan efek dari kenaikan bahan baku tersebut akan berlanjut hingga ke hilir sektor industri TPT.

 

Jika PTA naik sekitar 5%, maka produk serat akan lebih mahal sekitar 10%, benang 15%, kain 20%, dan garmen 25% dari harga rata-rata dunia.

 

Kinerja ekspor industri tersebut dapat dipastikan akan terus anjlok dan impor barang jadi akan naik dengan kondisi pasar seperti saat ini. ?Sektor industri TPT dikhawatirkan akan mengalami defisit perdagangan tahun depan,? tegasnya.

 

Menurut data Bank Indonesia, sektor TPT masih memberikan kontribusi surplus perdagangan sebesar US$3,4 miliar hingga Juli 2012.

 

Adapun secara keseluruhan sektor industri mengalami defisit US$14,03 miliar. Bila ditambah dengan surplus di sektor tambang dan migas, maka total neraca perdagangan hanya mengalami surplus sebesar US$6,7 miliar. (msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...