Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Bukopin terbitkan obligasi subordinasi Rp1 triliun

Recommended Posts

JAKARTA: PT Bank Bukopin Tbk pada awal tahun depan berencana menerbitkan obligasi subordinasi sekitar Rp1 triliun untuk memenuhi kebutuhan permodalan dan dana jangka panjang dalam rangka ekspansi usaha.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin Tri Joko Prihanto mengatakan obligasi akan diterbitkan apabila kondisi perekonomian stabil, sehingga beban biaya dana yang ditanggung tak terlalu besar. “Rencananya penerbitan subdebt dalam bentuk denominasi rupiah saja, kemungkinan sekitar Rp1 triliun yang akan dilakukan pada awal tahun depan. Sambil melihat kondisi ekonomi stabil,” ujarnya, pekan lalu.

Saat ditanya kenapa Bukopin tidak melanjutkan rencana mengundang investor strategis untuk menambah modal, menurut dia, perseroan baru saja melakukan penawaran saham terbatas, sehingga tidak perlu menggandeng pemodal baru.

Dia mengutarakan dana hasil right issue sebesar Rp1 triliun mampu mendorong rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) hingga 15% dari sebelumnya di level 10%. Namun, sambungnya, jika ekspansi perseroan terus di atas 20%, maka pada tahun depan masih membutuhkan modal tambahan dari subdebt.

“Apalagi ketentuan CAR minimal kan akan naik dari 8%,” paparnya.

Dirut Bank Bukopin Glen Glenardi menyampaikan pada paruh terakhir tahun ini manajemen menargetkan ekspansi kredit bisa menyampai pada semester I, sehingga mampu mendorong intermediasi perseroan. “Kalau semester I kan pertumbuhan kredit lebih dari 20%, ya pada semester II akan sama lah ekspansinya,” katanya.

Bank Bukopin pada semester I/2011 meraih laba bersih Rp337 miliar, naik 50,44% dari periode yang sama tahun lalu sebelumnya Rp224 miliar.

Pencapaian ditopang dari pertumbuhan pendapatan kredit dan operasional selain bunga (fee based income) terutama dari payment poin dan kartu kredit. Glen sebelumnya menyampaikan laba operasional perseroan tumbuh sekitar 42% menjadi Rp427 miliar, meningkat dari periode sebelumnya Rp301 miliar.

Adapun pendapatan fee based income mencapai Rp282 miliar, atau bertumbuh 29,35% dari periode sebelumnya Rp218 miliar. Kontribusi utama utama fee base income berasal dari berasal dari tagihan listrik sebesar Rp13 triliun dalam enam bulan pertama 2011.

Hingga semester I-2011, dana pihak ketiga tumbuh 17% menjadi Rp44,5 triliun dari perolehan sebelumnya Rp28,1 triliun. Produk tabungan SiAga mengalami pertumbuhan 32% menjadi Rp8,8 triliun, dari sebelumnya Rp6,7 triliun.

Adapun pencapaian kredit mikro pada Januari hingga Juni 2011 naik 228% menjadi Rp2,1 triliun, dari periode yang sama 2010 sebesar Rp634 miliar. Segmen komersial menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit dengan dengan kenaikan 43% mencapai Rp11,8 triliun dari Rp8,2 triliun.(mmh)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...