Cerita Warga Kalimantan Dapat Harta Karun Rp14 M Ketika Main di Sungai

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Produsen kaca lembaran nasional kalah bersaing di pasar global menyusul penurunan ekspor yang semakin dalam. Sementara itu, kenaikan harga gas industri semakin mengikis daya saing di dalam negeri.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor kaca dan barang dari kaca pada Agustus US$28,86 juta, turun 17,97% dibandingkan bulan sebelumnya US$35,18 juta.

 

Secara kumulatif, ekspor komoditas tersebut selama delapan bulan terakhir pertama 2012 tercatat US$272,49 juta, lebih rendah 6,61% dibandingkan periode Januari-Agustus 2011 yang mencapai US$291,77 juta.

 

Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran Indonesia (AKLP), menjelaskan ekspor kaca turun karena produk buatan Indonesia kalah bersaing di pasar Timur Tengah dengan produk serupa asal China.

 

Masuknya produk China di Timur Tengah diduga karena produsen asal Negeri Tirai Bambu kesulitan pangsa pasarnya menyusut akibat resesi ekonomi Eropa dan Amerika Serikat.

 

?Ekspor [kaca] turun karena kalah bersaing di pasar Timur Tengah dengan [kaca buatan] China yang kehilangan pasar global akibat resesi Eropa dan Amerika,? jelasnya kepada Bisnis, Selasa (2/10/2012).

 

Menurutnya,, catatan negative ekspor kaca pada Agustus juga disebabkan oleh penundaan pengiriman ke sejumlah negara di Asia yang ikut terkena dampak dari krisis Benua Biru.

 

Selain itu, gejolak yang terjadi di India turut menghambat ekspor kaca pengaman otomotif nasional ke negara tersebut.

 

?Produk kaca lembaran Indonesia secara nyata mulai kehilangan daya saing,? tuturnya.

 

Yustinus mengatakan daya saing industri kaca nasional akan semakin tergerus menyusul rencana kenaikan harga gas dan listrik industri pada tahun depan.

 

?Mudah-mudahan pemerintah segera mengambil langkah cepat [untuk menyelamatkan industri kaca nasional],? harapnya. (sut)

 

 

 

Sumber