Video: Antrian Perawatan Pesawat Capai 5 Tahun, Bisnis MRO Laris Manis

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Kementerian Kehutanan menargetkan pembangunan kesatuan pengelolaan hutan (KPH) sebagai entitas bisnis di daerah dapat terealisasi 60 unit hingga akhir tahun.

 

Penetapan kawasan KPH diharapkan mendorong optimalisasi akses investasi terhadap sumber daya hutan. Agustus tahun lalu, program jangka panjang KPH telah ditetapkan tersebar di 23 provinsi seluas 57,9 juta hektare, terdiri dari 37,5 juta hektare hutan produksi serta 20,4 juta hektare hutan lindung.

 

Kepala Pusat Diklat Kehutanan Kemenhut mengungkapkan ketersediaan sumber pembiayaan dan tenaga keahlian masih menjadi penghambat percepatan pembangunan KPH. ?Kemenhut masih sulit memenuhi biaya pemeliharaan tegakan hutan, infrastruktur, serta kebutuhan tenaga terlatih.

 

Padahal, KPH mulanya diproyeksi mampu menggarap potensi tegakan dan hasil hutan melalui pembentukan blok dan petak serta pelaksanaan kegiatan silvikultur seperti persemaian, penanaman, penjarangan, dan penebangan. Sejumlah potensi hutan yang dapat dikembangkan yakni madu hutan, gaharu, hingga jasa lingkungan.

 

?Tapi, tenaga terlatih saja masih sangat minim karena kebutuhan diperkirakan mencapai 5.400 pengelola,? jelasnya di Jakarta, Selasa (2/10/2012).

 

Selain itu, pengembangan KPH belum diperkuat dokumen guidance dalam memantapkan konsep bisnis pengelolaan hutan. KPH dapat memulai bisnis apabila dikonversi sebagai badan layanan umum (BLU). Selain itu, KPH juga perlu menunggu peta areal kerja dan peta pencadangan izin pemanfaatan hutan rampung minimal 80%.

 

Direktur Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional II Toni Suhartono mengungkapkan KPH akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan hutan di tingkat tapak serta kebutuhan masyarakat di sekitar hutan.

 

Menurut Tono, pembangunan KPH juga akan menjamin perbaikan tata kelola di sektor kehutanan di Indonesia. Salah satu pembangunan KPH yang diharapkan memberikan contoh keberhasilan pengelolaan hutan mulai dikembangkan di hutan lindung Rinjani Barat. (msb)

 

 

 

Sumber