Bank Mandiri Perkuat Pengawasan lewat Penyegaran Komisaris

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) berencana menurunkan produksi tambang emas dan tembaga sebesar 62,2 persen. Selain itu manajemen juga berencana untuk mengurangi jumlah pegawainya.Newmont sendiri merupakan perusahaan tambang yang sahamnya dimiliki oleh PT Multi Daerah Bersaing (MDB), konsorsium Grup Bakrie, melalui PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Bakrie sendiri memiliki sebanyak 75 persen saham MDB. Sehingga secara tidak langsung Bakrie sendiri mengantongi 24 persen saham Newmont.

 

Persoalan muncul dikarenakan pada 2011 lalu, Newmont berencana membagikan dividen sebesar USD200 juta untuk seluruh pemegang sahamnya, sedangkan BUMI mengandalkan pembayaran utang dari dividen yang akan dibagikan oleh Newmont.

 

Penurunan produksi tersebut tentunya berimbas pada pembagian dividen dan tentunya kepada proses pembayaran utang BUMI.

 

Menurut Research Analyst Panin Sekuritas Purwoko Sartono, rencana Newmont menurunkan produksi merupakan konsekuensi yang logis karena dilihat dari harga metal, nikel dan tambang lain mengalami penurunan sehingga akan berdampak tidak saja pada Newmont, tapi Antam dan lainnya.

 

"Pada akhirnya karena produksi yang menurun otomatis ujung-ujungnya laba bersih turun, maka dividen yang dibagikan juga kecil," katanya di Jakarta, Senin (1/10/2012).

 

Selain itu, masalah penjualan Fajar Bumi Sakti yang hingga kini belum menemukan kejelasan. pasalnya Fajar Bumi Sakti akan dibeli dengan harga USD200 juta.

 

"Menurut saya itu terlalu mahal, apalagi dilihat dari letak kawasan tambang tersebut underground minning, saya ragu akan terjual, apalagi menurut kabar yang beli adalah orang lokal, memangnya ada yang mau beli," jelasnya.

 

Dengan adanya persoalan ini, maka semakin riskan investor dan emiten untuk membayar utang. Sebaiknya BUMI lebih agresif dalam menjual aset untuk dapat membayar utangnya. (wdi)

 

 

 

Sumber