Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

MENTERI APEC: Rapat Isu produk ramah lingkungan alot

Recommended Posts

VLADIVOSTOK, Rusia: Sebanyak 21 negara anggota APEC masih tarik menarik kepentingan terkait dengan jenis produk yang akan dikategorikan sebagai produk ramah lingkungan dalam rangka penerapan tarif maksimal 5% pada tahun depan.

 

 

Hingga akhir pertemuan hari pertama para menteri APEC (APEC Ministerial Meeting /AMM) Rabu (5/9),  para menteri dari 21 negara belum mencapai suara bulat terkait dengan kategorisasi produk ramah lingkungan tersebut.

 

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan dalam rapat itu, sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia sangat berkeinginan kuat agar sebanyak mungkin produk masuk dalam kategori ramah lingkungan. Akan tetapi, hingga akhir rapat, para menteri sepakat untuk mengerucutkan jumlah produk dari semula 97 produk yang kemudian turun lagi menjadi 75 produk.

 

“Ada kesepakatan, khusus untuk 21 negara anggota jadi 20 produk. Tapi itu belum final. Masih ada kemungkinan untuk ditarik atau ditambahkan,” ujar Gita, Rabu (5/9). 20 Produk yang dimaksud itu mencakup 122 sub produk (pos tarif/HS) di antaranya generator dan produk mesin ramah lingkungan. Kedua produk tersebut juga masuk dalam daftar yang disepakati oleh Indonesia.

 

Indonesia masih tetap bersikeras memperjuangkan 17 daftar terpisah agar disetujui oleh negara maju, salah satunya adalah kelapa sawit. Menurut Gita, sampai akhir pertemuan pertama, belum ada kemauan dari negara maju untuk mempertimbangkan daftar itu.

 

“Prinsipnya ada pertukaran. Kita juga ingin produk kita diterima oleh negara lain. Kita akan upayakan terus, mudah-mudahan besok atau lusa bisa diterima,” ujar Gita.   

 

Indonesia, tegas Gita, tidak bersikap anti terhadap keinginan negara maju untuk meningkatkan jumlah produk yang masuk dalam daftar kategori ramah lingkungan. Hanya saja, sampai sejauh ini belum ada kesepakatan kolektif terkait dengan mekanisme untuk mengklasifikasi dan mendefinisikan produk-produk ramah lingkungan itu.

 

Lebih lanjut Gita menegaskan Indonesia berkeinginan agar daftar apapun yang dihasilkan dalam pertemuan APEC kali ini harus sudah disepakati secara tuntas dan tidak berkembang lagi dalam pertemuan APEC berikutnya.

 

Penegasan terhadap produk yang disepakati harus dilakukan agar pertemuan-pertemuan APEC berikutnya tidak lagi berputar soal masalah daftar produk ramah lingkungan. “Jangan sampai terjadi terus evolusi daftar. Minimal kita bisa tuntaskan daftar tahun ini sehingga kita bisa memikirkan hal-hal lain dan penuntasannya termasuk peningkatan capacity building,” ungkapnya.

 

Hal ini juga disuarakan negara berkembang lainnya seperti China. Negeri Tirai Bambu itu juga menegaskan keinginannya agar pertemuan APEC kali ini bisa menyepakati daftar produk ramah lingkungan tersebut, termasuk juga menyepakati mekanisme dan kriterianya.

 

Hal tersebut, menurut Gita, sangat penting bagi Indonesia sebab industrialisasi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, baru berjalan selama beberapa dekade sementara di negara maju sudah berjalan cukup lama. Kondisi tersebut menyebabkan kapasitas negara-negara maju untuk memproduksi produk ramah lingkungan jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitas yang dimilliki negara-negara berkembang.(msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...