Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengajak warga NU dan masyarakat kembali ke semangat persatuan 17 Agustus 1945, ditengah maraknya kasus kerusuhan dan konflik masyarakat.

 

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan semangat proklamasi 17 Agustus akan menjadi salah satu tema sentral dalam  Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Alim Ulama NU pada 14-17 September di Cirebon. Munas dan Konbes Alim Ulama ini akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

 

"NU mengajak kembali ke khittah 17 Agustus 1945. Ini penting ketika fenomena perpecahan, tawuran, konflik yang terjadi belakangan makin marak dan merugikan umat Islam sebagai bangsa.  Semua konflik harus dipecahkan dengan kepala dingin, musyawarah, diskusi bersama," ujarnya pada  Halal bihalal serta peluncuran  Munas dan Konbes NU, hari ini (4/9/2012).

 

Said menyatakan  umat Islam di Indonesia perlu menyikapi secara bijak segala perkembangan yang muncul di era globalisasi.  Menurutnya,  era globalisasi yang  penuh perubahan dan keterbukaan ini harus disikapi dengan bijak agar masyarakat tidak hanyut dan tenggelam, sehingga kehilangan identitas sebagai orang Islam dan identitas sebagai bangsa Indonesia yang memiliki kekhasan budaya.

 

"Di era kemajuan teknologi Islam sejak dulu terbuka dengan teknologi dan inovasi namun tetap berpijak pada budaya dan etika," katanya.

 

 

Persoalan lain yang mucul saat ini dengan kemajuan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, lanjut Said, adalah bisa sangat mudah melakukan silaturahmi dengan kawan dan sanak saudara. Ini adalah manfaat besar dari hadirnya teknologi tinggi tersebut.

 

Namun di sisi lain,  sarana tersebut juga memberikan kemudahan untuk munculnya fitnah, pertikaian, dan pecah belah.

 

"Bisa kita lihat berbagai konflik berdarah di tingkat masyarakat atau antar ideologi terjadi akibat internet, sms, jejaring sosial, dan sebagainya," kata Said.(msb)

 

 

 

Sumber