Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Sumut Kebanjiran Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

Recommended Posts

icCXovJHCG.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

MEDAN - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengakui saat ini sejumlah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di Sumatera Utara tengah "disesaki" puluhan ton pasokan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit.Kondisi ini seiring mulai terjadinya panen puncak, ditambah lagi banyaknya stok petani yang baru diantarkan ke pabrik setelah libur Lebaran lalu.

 

Ketua Umum Apkasindo Anizar Simanjuntak mengatakan, kondisi ini sudah diprediksi sebelumnya. Di samping panen puncak yang sudah diproyeksikan pada masa Lebaran lalu, pengusaha tak bisa menerima seluruh TBS petani akibat kondisi tanki penampungan CPO ekspor di Belawan yang juga sudah penuh.

 

"Iya saat ini hampir rata-rata PKS di Sumut kebanjiran TBS milik petani. Karena sebelum Lebaran kemarin memang PKS tak bisa memproduksi Crude Palm Oil (CPO) karena tangki di Belawan penuh. Di sisi lain harus kita akui terjadinya penumpukan karena sebaran PKS juga tidak merata di seluruh lokasi, sehingga di panen puncak seperti saat ini, terjadinya penumpukan di lokasi yang tak memiliki TBS tentunya tak terelakkan. Kita perkirakan 10-15 persen TBS petani akan rusak akibat mengantri produksi ini," jelasnya, Selasa (4/9/2012).

 

Anizar juga menegaskan jika kondisi ini tentunya menempatkan petani sebagai pihak yang paling dirugikan. Karena di saat TBS membanjiri PKS, maka harga beli TBS pasti akan tertekan.

 

"Petani lah yang paling rugi. Sederhana saja, hukum pasar itu saat barang banyak harga pasti turun. Apalagi kalau terlalu lama disimpan, kualitas TBS-nya pasti menurun. Ini berartikan pendapatan petani juga berkurang," katanya.

 

Apkasindo, diakui Anizar, saat ini tengah berupaya memfasilitasi pembangunan PKS di sejumlah lokasi yang belum memiliki PKS. Rencananya akan dibentuk koperasi petani yang akan mengelola secara mandiri PKS tersebut.

 

"Kita sudah menyarankan kepada para petani agar bekerjasama dengan perusahaan besar di sekitar perkebunan, sehingga ada jaminan hasil panen tidak akan tersimpan lama dan langsung dapat tertampung. Sehingga harga di tingkat petani dapat diperbaiki. Di samping itu, bagi kelompok petani yang lebih mandiri, kita tengah berupaya mensupervisi pembangunan PKS yang dikelola oleh petani itu sendiri," tandasnya.

 

Untuk diketahui, harga TBS di tingkat pabrik saat ini berada di kisaran Rp1.000-Rp1.113 per kilogram. Tekanan harga memang belum terasa cukup dalam, karena pada kondisi normal harga jual berada di kisaran Rp1.250-Rp1.500. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...