Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Kenaikan Impor Tekan Pergerakan Rupiah

Recommended Posts

Cb0IPUlBQz.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan kemarin. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah di level Rp9.585 per USD dari sebelumnya di level Rp9.560 per USD.Analis Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan ini dipicu masih melemahnya kinerja manufaktur China. Hal ini membuat pasar khawatir akan perlambatan ekonomi di negara tersebut.

 

"Begitu pun dengan data-data yang dirilis lainnya yang juga negatif. Akan tetapi, pelemahan rupiah mulai terbatas seiring data ekpor impor Indonesia yang dirilis cukup memberikan sentimen positif bagi pergerakan rupiah," ungkap dia dalam riset hariannya di Jakarta, Selasa (4/9/2012).

 

Dia menjelaskan, meskipun ekspor Indonesia masih mencatatkan negatif 7,27 persen, namun nilai ekspor-impor Indonesia lebih baik dari prediksi defisit 9,2 persen dan angka sebelumnya 16,4 persen.

 

Di sisi lain, dia mengungkapkan pidato Gubernur The Fed, Ben Bernanke, di Jackson Hole Symposium masih bernada dovish (pro moneter longgar) cukup memberikan angin segar bagi rupiah. "Meskipun Bernanke tidak memberikan rincian jelas terkait dengan stimulus yang akan dikeluarkan," tambahnya.

 

Sedangkan analis valas, Rahadyo Anggoro Widagdo, menilai nilai tukar rupiah diprediksi melemah terbatas. Rupiah berada pada level Rp9.530-Rp9.550 per USD. Kondisi ini masih dipegaruhi oleh pasar yang masih menunggu kepastian quantitative easing ketiga pada FOMC meeting 12-13 September 2012.

 

"Selain itu, pertumbuhan ekspor diprediksi melambat namun kenaikan impor terus terjadi hingga berpotensi memperlebar defisit neraca perdagangan Indonesia," jelas dia.

 

Akan tetapi, aksi beli dolar AS oleh importir berpotensi akan terus terjadi searah dengan kenaikan impor ke dalam negeri. Menurutnya, BI belum untuk mempertahankan nilai tukar rupiah, melainkan membiarkannya melemah tetapi dengan kecepatan yang terkendali.

 

Hal tersebut lantran rupiah menjadi mata uang di Asia yang paling besar penurunannya. Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai tukar Rupiah telah turun 5,6 persen sepanjang 2012, dan sepanjang bulan Agustus melemah sebesar 1,4 persen, menandai penurunan selama tujuh bulan berturut-turut.

 

"Selain faktor eksternal, pelemahan nilai tukar rupiah juga terjadi akibat defisit neraca pembayaran kita. Melemahnya nilai tukar rupiah itu salah satunya disebabkan adanya defisit pada neraca pembayaran Indonesia (NPI)," tambahnya. (mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...