Diakuisisi Investor Asing, GGRP Mau Ubah Jenis Perusahaan

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Impor bahan baku, barang modal, dan barang konsumsi hingga akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai lebih dari USD200 miliar.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia menurut golongan penggunaan barang selama periode Januari hingga Juli 2012 mencapai USD112,78 miliar atau mengalami kenaikan dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar USD99,79 miliar.

 

Selama tujuh bulan pertama tahun ini, impor bahan baku mencapai USD81,95 persen atau naik dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar USD74,99 miliar. Sedangkan untuk impor barang modal yakni naik menjadi USD22,87 milair dari USD17,25 miliar. Kemudian disusul oleh kenaikan impor barang konsumsi dari USD7,96 miliar dari USD7,55 miliar.

 

Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Harry Warganegara mengatakan konsekuensi sementara dari peningkatan impor tersebut adalah defisit neraca perdagangan Indonesia (NPI). Lonjakan impor, kata dia bisa ditekan ketika program hilirisasi yang bisa menciptakan nilai tambah di dalam negeri berhasil dilakukan.

 

Harry memperkirakan langkah itu bisa tercapai selama tiga sampai lima tahun mendatang. Artinya, kata dia, setelah tiga sampai lima tahun, Indonesia akan mempunyai produk-produk baru yang bisa menaikan penjualan atau ekspor meski masih ada beberapa barang yang diimpor karena tidak bisa diproduksi di dalam negeri.

 

"Peningkatan kegiatan ekonomi di semester pertama kita yang berkorelasi langsung dengan pertumbuhan ekonomi karena ketergantungan kita terhadap barang impor pastinya masih sangat tinggi. Bahan baku buat barang utamanya. Konsumsi kita juga tergantung impor," kata Harry, Senin (3/9/2012). (gna)

(Sandra Karina/Koran SI/rhs)

 

 

 

Sumber