Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INFLASI AGUSTUS: Capai 0,95%, Tersulut Kenaikan Harga Tahu Tempe

Recommended Posts

JAKARTA: Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan harga jasa transportasi udara, tahu dan tempe memicu inflasi Agustus 2012 mencapai 0,95%.

 

Kepala BPS Suryamin mengatakan faktor pendorong utama kenaikan indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus adalah kenaikan harga jasa transportasi dan bahan makanan musiman pada periode sekitar puasa, lebaran dan awal tahun ajaran baru.

 

“Saya menduga tidak ada faktor spekulasi, tidak ada kenaikan psikologis, murni karena permintaan yang tinggi,” kata Suryamin, Senin (3/9/2012).

 

Kelompok komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Agustus adalah bahan makanan (0,35%) dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,23%).

 

Suryamin memaparkan faktor pendorong utama inflasi pada Agustus adalah kenaikan harga jasa angkutan udara sebesar 13,78% di 41 kota lokasi survei IHK BPS.

 

Selain itu, inflasi dipacu oleh kenaikan harga rata-rata jasa angkutan darat antar kota sebesar 13,99% di 33 kota IHK.

 

Adapun komoditas bahan makanan faktor pendorong utama inflasi adalah harga tahu dan tempe yang masing-masing naik rata-rata 8,36% dan 8,30% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya.

 

“Ini dipengaruhi oleh bahan baku. Harga kedelai naik karena kekeringan dan permintaan cukup tinggi pada bulan-bulan puasa,” paparnya.

 

Direktur Statistik Harga BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan tingkat inflasi Agustus tahun ini relatif terkendali karena hanya sedikit lebih tinggi dari inflasi Agustus 2011 yang sebesar 0,93%.

 

Berdasarkan inflasi Agustus, menurutnya, inflasi 2012 tidak akan mencapai 5% karena tingkat inflasi pada bulan-bulan setelahnya akan lebih rendah.

 

Dia menambahkan impor yang tinggi turut menekan harga di tingkat konsumen pada tahun ini, terutama akibat lonjakan impor dari negara yang menjadikan Indonesia alternatif negara tujuan ekspor seperti China.

 

“China mencari pasar lain selama krisis global. Meskipun nilai rupiah lemah, mereka turunkan harga lagi hingga harga barang mereka tetap murah,” tuturnya.

 

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengatakan laju inflasi year on year Agusutus sebesar 4,58% masih relatif rendah.

 

Namun, dia menegaskan tingkat inflasi yang rendah tersebut merupakan hasil dari pengorbanan fiskal pemerintah untuk mendanai subsidi energi yang tahun ini diperkirakan mencapai Rp200 triliun.

 

“Padahal dana tersebut bisa dipakai untuk memberi stimulus fiskal seperti melalui pembangunan infrastruktur,” tandasnya. (if)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...